Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Kapan Kau Kembali?

Diperbarui: 12 Juli 2017   01:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

culturedvultures.com

Menunggumu,
adalah menghitung debu di pelupuk mata

Merindukanmu,
adalah luka yang tak kunjung kering

Mengenangmu,
adalah merindukanmu, menunggumu pun masih.
Debu dan luka kan racun membunuh

Satu-satunya cara melupakan,
adalah mencumbu cangkir berisi kopi di setiap ujung senja

Sendiri,
menggapai gerbang malam.
Menantikan dekapan bintang di bentang langit

Sampai kau tak pulang, kan kusertakan saja namamu pada baris terakhir puisiku***

Malang, 11 Juli 2017|16:59

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline