Lihat ke Halaman Asli

Mengkritik Standarisasi Kecantikan Melalui Film "Imperfect"

Diperbarui: 24 September 2020   17:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster film Imperfect/sumber: IMDB

Cantik selalu melekat dengan penampilan fisik seseorang. Oleh karena itu banyak perempuan berbondong-bondong mencoba untuk "memperbaiki" penampilan fisiknya agar dapat dikatakan cantik. Perempuan rela melakukan apa saja demi merubah tampilan fisiknya menjadi cantik bahkan rela melakukan hal yang bisa saja membahayakan tubuh mereka seperti melakukan diet ketat yang berujung pada menyakiti tubuh sendiri. Padahal kenyataannya perempuanyang cantik itu tidak hanya selalu tentang penampilan fisik, tetapi ada spektrum yang lebih luas mengenai hal itu, seperti bahwa kecantikan itu adalah ketika kita merasa senang dan bahagia dalam melakukan suatu hal yang kita sukai. 

Rara (Jessica mila) dan Fey (Shareefa Daanish)/sumber: CNN Indonesia

Film imperfect mengangkat tema ini ke masyarakat dengan sangat apik. Tepatnya film yang disutradarai oleh Ernest Prakarsa ini mengangkat isu tentang body shaming yang seringkali terjadi di lingkungan sosial kita terutama pada perempuan. Rara yang merupakan tokoh utama film ini merupakan seorang perempuan yang memiliki gen gemuk dan berkulit sawo matang, dan ia bekerja di perusahaan kosmetik sebagai seorang manajer riset.

Rara yang memiliki tubuh gemuk kerap kali merasa tidak pede atau insecure  dengan perempuan disekitarnya yang bertubuh kecil dan berkulit putih. Rara jug kerap kali dibanding-bandingkan oleh ibunya dengan adik perempuannya yang merupakan seorang model. Ditambah Rara juga sering di dikte oleh ibu dan teman-teman ibunya untuk melakukan diet agar ia bisa tampil cantik. 

Rara (Jessica Mila) di film Imperfect/sumber: walpaperlist.com

Rara kemudian memutuskan untuk diet setelah mendengar kabar bahwa ia akan dipromosikan untuk naik jabatan. Transformasi penampilan Rara justru menjadi malapetaka bagi dirinya sendiri, terutama dalam kehidupan percintaannya. Kenaikan jabatan Rara membuat tugas dan tanggung jawabnya bertambah sehingga ia tidak menjadi sibuk dan tidak memiliki waktu untuk kehidupan pribadinya. Karirnya cemerlang, tetapi kehidupan pribadinya berantakan dan justru membuat Rara tidak bahagia seperti dulu waktu ia masih gemuk. 

Imperfect (2019)/sumber: kincir.com

Film Imperfect merupakan adaptasi dari novel berjudul sama karya Meira Anastasia. Cerita ini diambil dari kisah nyata Meira sendiri dimana ia kerap kali menjadi korban body shaming oleh para netizen.

Meira ingin menyampaikan kepada masyarakat khusunya perempuan bahwa memiliki tubuh yang gemuk dan kulit sawo matang bukan berarti kita tidak cantik. Ia juga ingin menyadarkan bahwa pada dasarnya semua perempuan itu cantik terlepas dari bentuk dan warna mereka masing-masing. Harapan dengan adanya film ini bahwa masyarakat khususnya perempuan, dapat menerima penampilannya apa adanya, tidak melakukan hal yang berbahaya untuk orang lain tetapi dapat menjaga tubuh dan merasa bahagia dengan semua itu.

Di sisi lain, film ini juga ingin mengkritik orang-orang yang sering kali melakukan body shaming terhadap orang lain. Harapannya adalah bahwa standarisasi kecantikan yang berpatok pada penampilan dapat segera hilang dan perempuan bisa merasa cantik dengan tubuhnya tanpa harus menambah atau mengurangi apapun. Kalau kata Meira, UBAH INSEKYUR JADI BERSYUKUR. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline