Banyak yang berpikir investasi emas merupakan salah satu investasi yang sifatnya paling aman dan menguntungkan. Well, pemikiran tersebut dapat dimaklumi, karena pada faktanya, sebagai salah satu logam mulia, jumlah emas yang bisa diproduksi terbatas dan tidak dapat diperbaharui. Dus, sesuai hukum ekonomi, barang yang mempunyai tingkat penawaran yang terbatas maka barang tersebut akan semakin bernilai harganya.
Dalam 1-2 tahun terakhir, emas memang menjadi komoditas primadona dikarenankan return nya yang sangat menggiurkan. Sebagai informasi, pada awal tahun ini saja year to date return emas sudah mencapai angka 2.25%. Bahkan jika ditarik ke 1 tahun ke belakang, hasil investasi emas bisa mencapai angka kurang lebih 20%! Jauh lebih tinggi daripada IHSG yang hanya menghasilkan 1.8% return dalam kurun waktu yang sama.
Akan tetapi, jika menggunakan data jangka panjang, katakanlah 10 tahun terakhir, emas tidak benar - benar menguntungkan seperti banyak orang kira.
Jika ditotal, dalam 10 tahun terakhir, hasil investasi di emas hanya menghasilkan return di angka 46.6% atau jika dirata-ratakan, pertahunnya hanya mencapai 4.6%.
Imbal hasil tersebut bahkan dibawah rata - rata rate deposito perbankan yang bisa mencapai kisaran 6-6.5% pertahunnya. Dibandingkan dengan IHSG yang bisa mencapai total imbal hasil sebesar 96% atau S&P500 yang mencapai 115%, investasi di emas jelas kurang menguntungkan.
Bahkan, jika data ditarik ke 20 tahun terakhir pun, emas bukanlah instrumen investasi terbaik. Hasil investasi yang dihasilkan emas dalam 20 terakhir mencapai total 193%, angka ini dibawah IHSG yang bisa menghasilkan return sebesar 274%.
Lalu yang menjadi pertanyaan, mengapa 2 tahun belakangan harga emas melambung tinggi? Well, salah satu faktor utama yang bisa dikaitkan dengan fenomena ini adalah kegaduhan - kegaduhan yang dihasilkan oleh pemerintahan presiden Donald Trump.
Amerika Serikat sebagai negara adidaya, mempunyai pengaruh yang kuat di bidang ekonomi dan politik. Kebijakan kontroversial Donald Trump dari perang dagang dengan Tiongkok hingga potensi perang dengan Iran mengakibatkan kegaduhan - kegaduhan tidak penting yang dimana mengudang reaksi negatif pasar.
Pasar modal memerlukan ketenangan dari hiruk pikuk politik untuk tumbuh. Ketika kondisi pasar tenang, akan muncul sentimen positif dari investor sehingga mereka pun akan yakin untuk menginvestasikan dananya. Akan tetapi, jika kondisi sebaliknya terjadi, maka investor akan mencari alternatif instrumen investasi untuk menyelematkan dana yang mereka punya.
Kesimpulan yang bisa ditarik, emas merupakan instrumen investasi yang menarik ketika terjadinya kegaduhan dan anomali di pasar. Namun, dalam jangka panjang, emas bukanlah investasi yang menguntungkan. Sehingga, ketika berinvestasi di emas, investor haruslah memperhatikan timing dan kondisi di pasar agar mendapat tingkat keuntungan yang prima.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H