Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana "Migo" Dipandangan Masyarakat Kampung Pandugo?

Diperbarui: 16 Mei 2019   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Tentu kita sudah pernah mendengar sepeda listrik bukan? Walaupun beberapa dari kita mungkin belum mencoba sepeda listrik secara langsung. Sepeda elektrik atau yang lebih dikenal dengan nama sepeda listrik akhir akhir ini mulai menunjukkan eksistensinya di Surabaya khususnya di Kampung Pandugo Kecamatan Rungkut Surabaya. Tidak jarang selama berada di jalanan sekitaran Kampung Pandugo (baik jalan kecil maupun jalan besar) melihat lalu lalang orang yang mengendarai sepeda elektrik. Contohnya di sekitar Jalan Pandugo 1 dan Jalan MERR II C (Jl. Dr. Ir. Soekarno).

Penduduk di Kampung Pandugo sendiri, mayoritas menggunakan jasa rental sepeda elektrik. Namun untuk membahas lebih lanjut perlu kita ketahui apasih sepeda eletrik itu? Menurut wikipedia, Sepeda motor listrik adalah kendaraan sepeda motor tanpa bahan bakar minyak yang digerakkan oleh dinamo dan akumulator. Dinamo merupakan alat pengubah energi listrik menjadi energi gerak dan sebaliknya, sementara akumulator (accu) adalah alat yang dapat menyimpan energi listrik dalam bentuk kimia.

Penduduk di Kampung Pandugo sendiri berjumlah 1429 orang, hal yang menarik adalah sekitar 70an orang dengan beragam jumlah umur mulai muda sampai tua gemar sekali merental sepeda elektrik di toko rental sepeda elektrik "Migo" di Jl. Rungkut Alang Alang yang merupakan salah 1 dari 118 tempat rental sepeda elektrik "Migo" yang ada di Surabaya (Sumber : Gmaps).

Berdasarkan survey kepuasan yang telah dilakukan terhadap 72  pengguna "Migo" yang berada di Kampung Pandugo menunjukkan bahwa lebih dari 90% penggunanya merasakan sangat puas dengan hadirnya "Migo" ini. Sementara kurang dari 10% lainya merasakan cukup dengan keberadaan sepeda listrik ini.

Hal yang menarik yang didapat lainya adalah tidak sedikit penduduk Kampung Pandugo sudah mengetahui adanya sepeda elektrik ini, namun mereka belum mencoba menggunakan kendaraan listrik tersebut dengan berbagai alasan yang mereka lontarkan.

Hal in dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya perubahan perilaku penduduk di Kampung Pandugo dibidang alat transportasi mereka saat hadirnya sepeda listrik, dimana sebelum adanya sepeda listirk ini mereka lebih sering menggunakan kendaraan berbahan bakar minyak bumi namun saat sepeda listrik ini muncul mereka mulai berpaling untuk menggunakan sepeda listrik untuk mendukung aktivitas jarak pendek-menengah mereka.

Sementara wacana eksisnya sepeda listirk ini sudah diketahui penduduk di Kampung Pandugo, walaupun belum mencoba speda listrik itu secara langsung dan merasakan efek adanya sepede listrik. Namun hampir semua menginginkan untuk mencoba sepeda listrik tersebut.

Dengan mulai adanya perubahan perilaku Penduduk Kampung Pandugo dalam penggunaan alat transportasi yang mulai menggunakan transportasi yang lebih ramah lingkungan, menimbulkan berbagai dampak postif baik bagi penduduk yang menggunakan, penyedia jasa, dan juga lingkungan.

Diharapkan daerah daerah lain-pun ikut menyusul untuk merubah kebiasaan mereka dalam menjalakan aktivitas jarak pendek-menengah mereka yang biasanya menggunakan transportasi berbahan bakar minyak bumi menuju transportasi yang ramah lingkungan contohnya sepeda listrik ini. Jadi sudah siapkah kita untuk memulai hal yang baru?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline