Setelah sempat beberapa waktu Pemerintah mengizinkan pembukaan kembali tempat ibadah meski hanya dengan kapasitas minimum, namun sekarang tempat ibadah kembali ditutup karena wabah Covid-19 yang kembali meningkat tajam.
Meski hanya sesaat sempat merasakan ibadah secara offline di gedung gereja, ini tentunya sedikit banyak bisa melepas kerinduan kita akan berbagai macam kebiasaan yang ada di dalam gedung gereja.
Memuji Tuhan bersama, mendengarkan khotbah Pendeta secara langsung dan kumpul sejenak dengan anggota gereja yang lain bisa sedikit banyak melepas kegalauan kita akan masa pandemi yang belum juga terlihat akan segera berakhir.
Namun semua itu saat ini harus kembali diadakan secara online.
Memang, beribadah di gedung gereja secara bersama-sama dengan beribadah sendiri atau hanya dengan anggota keluarga di rumah terasa berbeda.
Kita tentunya lebih memilih agar bisa beribadah bersama di gedung gereja. Terasa lebih syahdu dan berkesan. Apalagi bila ditambah dengan alat musik yang lengkap, nyanyian kita sepertinya bisa langsung menembus Surga.
Rasanya memang seperti belum beribadah kalau tidak ke gedung gereja.
Padahal, seperti yang tertulis di dalam Alkitab, gereja bukanlah persoalan gedung atau suatu tempat yang megah dan mewah. Gereja adalah setiap pribadi kita.
Apabila kita sudah menyadari bahwa gereja adalah setiap pribadi kita maka beribadah dimanapun tidaklah menjadi sebuah persoalan.
Kita bisa memuji dan menyembah Tuhan dimana saja.