Lihat ke Halaman Asli

Mencicip Kebaikan di Pantjoran

Diperbarui: 3 Desember 2020   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Gideon Budiyanto

Dunia wisata kuliner kembali diramaikan dengan hadirnya kawasan kuliner terbaru di daerah Pantai Indah Kapuk 2, Jakarta Utara. Terletak di pulau reklamasi, wisata kuliner yang bernama Pantjoran PIK menawarkan berbagai macam jajanan yang tidak ada duanya.

Menerapkan konsep seperti di daerah Pancoran Kota, Jakarta Barat sehingga selain pengunjung bisa menemukan berbagai macam hidangan makanan dan minuman, dari jajanan kaki lima yang legendaris, masakan khas peranakan sampai menu tradisional, terdapat juga berbagai macam spot yang instagramable sehingga bisa dijadikan obyek foto maupun konten video untuk di post di media sosial.

Berbagai macam restaurant dan tempat makan disana pun di design dengan unik ala Pecinan yang kaya akan detail ornamennya yang khas sehingga tidak heran, selain memang sebagai tempat makan minum, kawasan ini juga bisa dijadikan sarana nongkrong bagi mereka yang ingin melepaskan penat sejenak dari kehidupan metropolitan.

Foto: Gideon Budiyanto

Intinya, kita bisa merasakan berwisata tanpa perlu repot menyiapkan paspor dan membeli tiket pesawat.

Di tengah terpaan virus Covid 19 yang memporak porandakan di hampir segala bidang kehidupan, Pantjoran PIK seakan menjadi suatu oase bagi dunia kuliner yang memang sedang babak belur. Hampir semua spot makanan dipenuhi oleh pengunjung.

Protokol kesehatan juga diterapkan secara ketat di kawasan ini. Tempat cuci tangan dan hand sanitizer dapat dengan mudah ditemukan dimana mana. Pengecekan suhu tubuh juga dilakukan sebelum memasuki area dan tempat yang memang terletak di ruang terbuka membuat kita tidak perlu risau akan pergantian udara.

Berbagai macam kalangan masyarakat juga nampak menikmati kebersamaan di tempat ini. Tidak ada batasan kelompok atau golongan tertentu. Semua sama dan satu dalam kemanusiaan.

Pandemi memang belum berakhir, pemutusan hubungan kerja pun masih terjadi dimana mana. Namun di tempat ini juga kita bisa merenung sejenak, dibuai oleh harumnya aroma aneka macam makanan dan gemerlapnya lampu-lampu yang beraneka warna, bahwa kita tetap harus mengucap syukur atas apapun yang telah terjadi.

Biarlah masker dipakai hanya untuk menutup sebagian wajah  dan bukan hati kita sehingga masih dapat melihat dan merasakan kebaikan walau sekecil apapun bentuknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline