Apabila berbicara tentang wisata kuliner, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masuk dalam daftar tempat yang patut untuk dikunjungi. Salah satu kabupaten di DIY yang terkenal akan kekayaan wisata kulinernya yaitu Kabupaten Bantul.
Menyimpan segudang daftar destinasi wisata kuliner, Bantul ternyata memiliki salah satu kuliner legendaris yang terkenal hingga mancanegara, yaitu Mangut Lele Mbah Marto, Patalan.
Lantas, apakah daya tarik yang dimiliki oleh rumah makan ini sehingga diminati banyak wisatawan? Mari simak penjelasan di bawah ini!
Sejarah dan Sertifikasi Mangut Lele Mbah Marto, Patalan
Sebelum berbentuk rumah makan seperti sekarang, pada tahun 1960-an, Mbah Marto menjual hasil masakannya dengan cara "gendongan" dan berkeliling dari satu tempat ke tempat lain.
Saat itu Mbah Marto masih berusia sekitar 30 tahun. Setelah cukup lama berjualan, ternyata menu yang paling disenangi oleh pelanggan adalah mangut lele. Sejak saat itu, nama Marto dan mangut lele sulit untuk dipisahkan. Usahanya pun semakin berkembang dan dikenal oleh masyarakat Yogyakarta.
Oleh karena faktor usia dan kekuatan fisik, maka pada tahun 1980-an Mbah Marto memutuskan untuk membuka rumah makan yang berlokasi di Jalan Sewon Indah, Bantul, berdekatan dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Berdasarkan cerita yang diperoleh dari Pak Muryadi (57), Mbah Marto pada akhirnya memberikan kepercayaan pada putri bungsunya, Bu Kasilah (48) untuk meneruskan usaha Mangut Lele Mbah Marto.
"Ya, untuk saat saat ini, saya dan istri saya yang dipercaya untuk mengelola dan melanjutkan usaha Mbah Marto di Patalan," terang Pak Muryadi (3/10/2023).
RM Mangut Lele Mbah Marto yang terletak di Patalan, Bantul pun telah memiliki sertifikat merek yang diturunkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Selain dipajang di rumah makan, sertifikat tersebut juga diunggah oleh akun Instagram resmi pengelola, yaitu @mangutlele.mbahmarto. Dengan begitu, masyarakat umum dapat mengetahui bahwa usaha ini merupakan usaha yang dilindungi oleh hukum.