Sulawesi terkenal akan flora dan faunanya yang sungguh indah beragam, terutama pada kawasan pesisir. Sayangnya, tidak semua kawasan indah tersebut terekspos dan dikenal oleh banyak orang. Pada tulisan ini, saya ingin mengajak para pembaca untuk berkelana selama dua hari ke Tanjung Bira, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan yang menyimpan keindahan alam yang luar biasa. Silakan siapkan secangkir teh atau kopi untuk menemani kalian, dalam mengeksplorasi Tanjung Bira. Selamat membaca!
Perjalanan dimulai dari ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar. Untuk mencapai Kabupaten Bulukumba, diperlukan waktu sekitar 4-5 jam dengan menggunakan transportasi darat. Terdengar cukup lama, tetapi tenang saja! Tidak akan terasa seperti itu karena sepanjang perjalanan mata Anda akan dimanjakan oleh pemandangan gunung, hamparan sawah, hingga pesisir pantai dengan pasir putih yang indah. Tidak jarang pula terlihat rombongan kuda yang tengah berlarian di hamparan rumput yang luas.
Salah satu kawasan di Kabupaten Bulukumba yang memang diperuntukkan untuk aktivitas wisata yaitu Kawasan Wisata Tanjung Bira. Sesampainya di Bulukumba, saya dapat langsung memasuki kawasan tersebut yang ditandai dengan sebuah gerbang selamat datang. Pada gerbang ini, pengunjung diharuskan untuk membayar karcis masuk. Oleh karena mengendarai mobil, saya dikenai biaya karcis sebesar Rp10.000,00. Di balik gerbang inilah biasanya terdapat berbagai penginapan dan restoran sebagai fasilitas penunjang pariwisata.
Sore hari, tepatnya sekitar pukul 16.00 merupakan waktu yang tepat untuk menghabiskan waktu dengan bersantai di pinggir Pantai Tanjung Bira. Lihat gambar di bawah ini! Bayangkan, hanya dengan beberapa langkah dari penginapan, Anda dapat merasakan lembutnya hamparan pasir putih yang masih sangat bersih, jauh dari sampah. Bibir pantai yang panjang dan suasana yang sepi pun menjadikan suara deburan ombak lebih terdengar sehingga dapat memanjakan telinga serta memberikan ketenangan. Menenangkan diri di Pantai Bira menjadi salah satu aktivitas terbaik untuk menutup hari setelah melakukan perjalanan yang cukup menguras tenaga.
Setelah menghabiskan hari pertama untuk perjalanan dan bersantai, maka hari selanjutnya merupakan waktu yang tepat untuk berpetualang dan mengeksplor keindahan bawah laut Tanjung Bira. Apabila ingin melakukan aktivitas snorkeling dan menyeberang ke Pulau Penyu Liukang, Anda dapat segera mengomunikasikannya dengan pihak hotel atau penginapan. Saat saya berlibur ke Bulukumba pada Juli 2023, harga yang ditawarkan sebesar Rp400.000,00 dengan mencakup berbagai fasilitas, mulai dari snorkeling beserta peralatannya, penyeberangan menuju Pulau Penyu Liukang, hingga olahraga air seperti banana boat dan donut boat. Sepanjang aktivitas, saya dan keluarga ditemani oleh seorang pemandu wisata yang juga andal dalam mengendarai speed boat, Mas Sahrul.
Pemberhentian pertama berlokasi di Pulau Penyu Liukang yang tidak terlalu jauh dari Pantai Tanjung Bira. Untuk mencapai pulau ini diperlukan waktu tempuh sekitar 20-25 menit dengan menggunakan speed boat. Tidak jauh dari pulau, terdapat sebuah spot snorkeling berkedalaman sekitar tiga meter dengan menyajikan pemandangan bawah laut yang luar biasa indah. Gradasi warna air, mulai dari muda hingga tua terpampang dengan nyata di depan mata. Dari atas speed boat pun saya dapat melihat dengan jelas keindahan yang terdapat di bawah air saking jernihnya air laut yang ada di sana. Perpaduan warna indah dari terumbu karang, ikan, dan biota laut lainnya bersatu padu dengan serasi, membuat saya betah memandanginya untuk waktu yang lama. Hembusan angin laut yang sejuk dan suara deburan ombak pun menjadi pelengkap yang tepat. Dengan keindahan yang luar biasa seperti ini, Kawasan Wisata Tanjung Bira sangat layak untuk dikenal oleh banyak orang.
Setelah snorkeling, keseruan hari kedua dilanjutkan dengan berenang bersama para penyu. Penyu-penyu ini dirawat dalam sebuah kolam alami yang berada di sebuah tempat makan dekat dermaga. Hanya dengan mengeluarkan uang sebesar Rp30.000,00 untuk tiga orang, Anda dapat berenang dan bermain sepuasnya bersama para penyu. Penyu-penyu tersebut sangat ramah dan jinak sehingga pengunjung tidak perlu khawatir akan kemungkinan digigit atau dikejar. Akan tetapi, diharapkan para pengunjung tetap menjaga sikap dan perilaku agar hewan tersebut tidak merasa terganggu. Berenang sambil ditemani kawanan penyu yang ramah merupakan suatu pengalaman yang otentik, bukan?
Selepas bermain di Pulau Penyu Liukang, saya kembali dibawa ke kawasan pesisir Pantai Tanjung Bira untuk bermain olahraga air. Pengunjung diberikan kebebasan untuk memilih olahraga air yang akan dimainkan. Saat itu, pilihan dijatuhkan pada donut boat. Ternyata, pengalaman tersebut menjadi salah satu hal yang paling saya ingat dari perjalanan ini. Betapa serunya diombang-ambing dan diajak menyusuri sepanjang bibir pantai dengan menguji adrenalin! Pengalaman ini juga dapat menjadi sarana untuk melepaskan diri dari rasa stres dan suntuk atas rutinitas sehari-hari.
Setelah hampir sehari penuh beraktivitas di dalam air, maka sudah saatnya untuk menutup hari dengan bersantai sambil mengisi perut. "Kalau ingin melihat sunset yang bagus, coba pergi ke dekat pusat kota, tepatnya di sekitar Masjid Terapung Thalhah Ubaidillah," saran sang pemandu wisata, Mas Sahrul. Maka dari itu, saya menikmati pemandangan matahari terbenam di dermaga kecil yang terletak di pesisir Pantai Bira, sesuai dengan yang direkomendasikan oleh pemandu wisata.
Tidak jauh dari sana pun terdapat beberapa spot tempat duduk yang memang diperuntukkan bagi orang-orang yang ingin menikmati sunset. Gradasi langit yang sebelumnya berwarna jingga, kemudian berganti menjadi ungu merupakan salah satu hal dari perjalanan ke Tanjung Bira yang paling lekat tertanam di memori saya. Jejeran kapal kecil pun dengan indahnya menghiasi pesisir pantai, menyuguhkan pemandangan yang tidak dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Pemandangan ini menjadi penutup perjalanan yang sungguh menghangatkan hati.