Halo kompasianer!
Setelah sekian lama pendakian gunung slamet ditutup karena aktivitas gunung yang meningkat drastis, kini para pendaki dapat kembali menikmati semua yang ada di gunung ini termasuk usaha-usaha mereka dalam menggapai puncak tertinggi di Jawa Tengah.
"Kami sangat bersyukur bahwa Gunung Slamet telah dibuka kembali untuk pendakian setelah penutupan yang panjang. Ini adalah kesempatan bagi kami untuk merasakan keajaiban alam yang luar biasa dan mengambil bagian dalam petualangan mendebarkan menuju puncak tertinggi Jawa Tengah." Kata Yudy, salah satu pendaki Gunung Slamet yang antusias.
Kemudian, apakah Kompasianer tahu apa itu istilahTektok dalam pendakian?
Tektok adalah salah satu istilah dalam pendakian yang mempunyai arti mendaki gunung yang tidak bermalam atau tidak berkemah di gunung. Pendaki Tektok hanya membawa perlengkapan yang minimal, seperti makanan ringan dan minuman, tanpa membawa perlengkapan seperti carrier, tenda, sleeping bag, flysheet, dan lain sebagainya.
Sekilas tentang Gunung Slamet
Gunung Slamet, dengan ketinggian mencapai 3432 meter di atas permukaan laut, merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah dan gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Selain itu, Gunung Slamet juga dikenal sebagai salah satu "gunung tunggal" terbesar atau terluas di Indonesia, sebagaimana halnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat. Keistimewaan ini terletak pada fakta bahwa Gunung Slamet memiliki diameter tunggal gunung terluas di Indonesia, tanpa adanya gunung lain dalam area tersebut. Luas vegetasi Gunung Slamet mencapai sekitar 312 km (31.200 ha), sementara luas total area gunung mencapai 560 km (56.000 ha). Wilayah Gunung Slamet meliputi 5 kabupaten, yakni Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes.
Untuk mencapai puncak tertinggi di Jawa Tengah ini ada beberapa jalur yang bisa dipilih diantaranya yaitu jalur Bambangan (Purbalingga), Gunung Malang (Purbalingga), Baturraden (Banyumas), Kaliwadas (Brebes), Dipajaya (Pemalang), dan Guci (Tegal). Pada pendakian kali ini, saya memutuskan untuk melewati jalur Bambangan jalur ini cukup po[puler dan memiliki aksebilitas yang baik.
Saya, ditemani satu orang teman saya, memutuskan untuk melakukan pendakian tektok Gunung Slamet. Awalnya kami akan melakukan pendakian ini seperti biasanya, 2 hari 1 malam, tetapi melihat kondisi sekarang ini yang mana pendakian baru dibuka, kami sedikit mencari info kondisi di lapangan seperti apa. Dan benar saja ketika kami sudah sampai di basecamp pendakian dan sedikit berbincang dengan salah satu pengurus yang ada disana dan ia menyampaikan sedikit seputar pendakian setelah sekian lama ditutup.
"Dengan dibukanya Gunung Slamet setelah penutupan yang cukup lama, kami melihat lonjakan peserta pendaki yang mengagumkan. Keterbatasan akses selama penutupan tampaknya telah membangkitkan semangat baru di kalangan pendaki untuk menaklukkan Gunung Slamet. Kami menyambut dengan senang kedatangan mereka dan berharap mereka dapat menikmati pengalaman mendaki yang aman dan berkesan di gunung ini," jelas Bambang, pengurus basecamp Gunung Slamet.