Siapa yang tidak suka hadiah? Saya kira jarang saja yang tidak. Apalagi kedatangannya tiba-tiba, tidak ada hujan tidak ada angin, seolah dilemparkan Tuhan dari surga.
Karena bak pepatah, "kalau memang rezeki, tidak ada angin durian pun jatuh". Sebab itu dalam benak setiap insan yang yang percaya hal tersebut pasti akan kena 'imbasnya', boleh saja kalau menguntungkan, tapi konyolnya kadang malah mengecewakan.
Merujuk pada kata bijak tersebut, tadi malam saya mengalami. Sebab saya percaya rezeki memang "datangnya tidak disangka-sangka" dan sudah disodorkan beberapa kali, maka saya pun ingin memetik---juga karena tidak baik menolak rezeki.
Kejadiannya sudah tengah malam, sepulang dari urusan kerjaan sampingan yang rumitnya tidak ketulungan. Sebelum tidur saya pun mencoba menghibur diri, beharap kepenatan terbunuh: online. Sedang asyiknya berselancar tiba-tiba ada pop-up (munculan) yang menjengkelkan dari browser yang saya gunakan.
Tak lama perasaan jengkel pun menguap. Pasalnya, seperti yang saya sebutkan diatas "siapa pun pasti tertarik dengan hadiah", dan munculan itu menawarkan pemberian. Lantas saya pun mencoba peruntungan, mengikuti proses yang ditentukan. Tanpa memikirkan ini itu saya pun menekan tombol "OK", harap-harap cemas menunggu putaran. Putaran pertama berhenti diangka satu, artinya meski belum berhasil tapi masih ada kesempatan. Saya pun melakukan Spin lagi, kali ini menungggu pasrah, tidak dapat tak apa kalau dapat Alhamdulillah.
Jreng, jreng! Seketika perasaan yang tadi telah mulai lemas berubah bugar. Sebagai orang yang 'haus' tampil kekinian, hati saya sangat berbunga-bunga. Karena pada putaran kedua yang saya tunggu dengan pasrah akhirnya behenti, dan menyatakan kalau saya dapat iPhone 8.
Sebenarnya saya tidak tau sfesifiknya seperti apa benda itu. Tapi sekudet apapun saya, jelas saya tau benda itu salah satu produk yang menggairahkan. Horray!
Sambil kuping saya masih terus naik dan senyum-senyum sendiri ditengah malam saya pun buru-buru mengikuti perintah. Cus! Setelah mengetuk "OK", langsung diarahkan ke aplikasi Google Play Store.
Pada tahap ini hati saya mulai bertanya-tanya. Kenapa yang muncul intruksi menginstal Toko Online terbesar, Lazada? Dengan pertimbangan karena Smartphonesaya belum terinstal dan barangkali ada kerja sama, saya pun tidak ambil pusing langsung menginstal (siapa tau nanti ada niat belanja juga).
Setelah prosesnya selesai. Saya pun langsung mencari arah proses selanjutnya, mengisi rincian (Foto 2). Rasa curiga mulai muncul, karena petunjuk yang dituju tidak ketemu, padahal mata sudah melotot. Tiba-tiba ada lagi munculan baru.
Jreng jreng! Lagi. Kali ini lebih meyakinkan. Karena yang disinggung bukan lagi nama Google dan Lazada atau semacamnya yang memang perusahaan swasta, tapi Telkomsel. Ini jelas lebih meyakinkan. Tak apa walau hadiahnya iPhone 7.
Kalau yang awal disuruh melakukan spin, kali ini diperintah memilih kotak. Ada tiga kali kesempatan, otomatis memberi harapan besar, berpeluang membawa 3 buah iPhone 7.
Walaupun antena hoaks saya sudah mulai menyambar. Saya lebih memilih mengikuti langkah-langkahnya. Ketukan pertama gagal. Ketukatan kedua gagal lagi.
Ketukatan ketiga yang membuat senyum merekah. Dan sama, ada aturan yang harus diikuti.
Karena antena hoaks saya sudah semakin lancar menangkap sinyal. Akhirnya saya mengisi data seperti gambar dibawah.
Dalam hati saya timbul pertanyaan, kenapa sekelas Google, Lazada dan apalagi Telkomsel menipu saya? Sebagai 'korban' setia, terkhusus Google dan Telkomsel, rasa kecewa saya muncul.
Seperti yang saya katakan tadi, kalau saya tidak kurang up date, jelas saja saya tidak akan terjebak. Sebenarnya saya tidak tau pasti kenapa melakukan itu. Sebab munculan itu sudah beberapa kali datang ke Ponsel saya, tapi saya abaikan. Mungkin karena tadi malam sinyal Telkomsel bagus alasannya. Mungkin. Hehe.
Karena banyak sekali jempol dan komentar yang sangat mengundang, saya pun ingin mencari kepastian, langsung menelusuri embah Google dengan kata kunci "apakah benar hadiah spin google play store". Jawaban google yang awalnya sudah membuat saya melayang-layang, selanjutnya kecewa dan kini membuat saya malu. "Loe aja kurang tanya," seolah gitu jawabannya.
Saya mengakui memang kurang up date, karena Liputan6.com (23/05/2017), sudah meliput persis sama dengan apa yang terjadi pada saya. Dan jelasnya itu tatol penipuan, Phishing. Menurut Pakar Keamanan Siber dan Kriptografi, Pratama Pershada, tujuannya mencari data pribadi untuk dijual. Belum ada aturan untuk mencegah lagi. Parah.
Kampungan saya terbukti bertambah, sebab sejak tanggal 22 April 2016 productforums.google.com sudah pernah memberi pengumuman---itu sudah lebih dari setahun kawan, apa gak ndeso, coba?
Dari keterangan itu, kemungkinan besar perangkat terjangkiti malware. Semacam perangkat perusak yang didapat dari mengunduh file yang berisikan malware. Mereka menyarankan untuk memasang antivirus (semoga tidak ada konspirasi untuk meraup keuntungan dari pembuat). Karena dapat merusak data.