"Being a pilot is not just about flying, it's about decision making and judgment because many lives depend on you."
--- Anonymous senior pilot
Di dunia penerbangan, pilot adalah orang yang mengemudikan pesawat terbang, dan memiliki peran penting dalam industri transportasi khususnya penerbangan. Sebagai seorang pilot, tugas utama mereka adalah meyakinkan bahwa mereka menerbangkan pesawat dengan aman agar bisa mendarat dengan selamat sampai tujuan. Seorang pilot juga diharuskan untuk mengikuti peraturan penerbangan yang diterapkan. Ia harus mengetahui kemampuannya serta batas-batas keahliannya sendiri juga memahami kemampuan pesawat yang diterbangkan.
Salah satu dari peraturan yang mengikat pilot dalam menerbangkan pesawat adalah "golden rule", dimana pilot harus mengikuti tiga prinsip penerbangan yaitu: Aviate, Navigate, Communicate:
Aviate, dimulai dari saat pilot melakukan prosedur persiapan lepas landas,dengan memastikan parameter mesin pesawat berjalan normal, kontrol pesawat dipastikan tidak ada kerusakan atau masalah, dan bahwa pesawat sudah dikonfigurasi untuk lepas landas secara optimal. Setelah semua hal tersebut sudah siap, pilot akan mempersiapkan untuk melakukan lepas landas, dan terbang menuju tujuan dengan memprioritaskan menerbangkan pesawat dan memonitor semua parameter dan instrumen, agar bila ada anomali/kerusakan, bisa langsung melakukan tindakan.
Navigate, dilakukan saat pesawat sudah lepas landas dari bandara, dimana pilot memprioritas menerbangkan pesawat ke arah destinasi atau bandara terdekat bila ada darurat dengan aman.
Communicate, bertujuan untuk menerapkan atau melakukan komunikasi kepada pihak ATC (Air Traffic Control) tentang kondisi dan situasi penerbangan kenapa hal tersebut penting karena untuk memberi tahu kepada ATC bahwa kondisi penerbangan normal, dan tidak ada situasi darurat.
Prosedur dalam menerbangkan pesawat sangat banyak dan detail, bahkan juga rumit. Alasan prosedur ini diterapkan agar pilot, penumpang, dan bahkan orang di darat pun aman dari bahaya. Prosedur tersebut meyakinkan bahwa parameter terbang sesuai aturan agar kenyamanan dan keamanan penumpang terjamin. Bila hal ini diabaikan secara total, maka sudah pasti penerbangan akan berakhir dengan kecelakaan besar yang tidak hanya menghancurkan pesawat namun juga mengakibatkan orang untuk hilang nyawa.
Pada 14 Oktober 2004, sebuah pesawat Bombardier CRJ-200 milik Pinnacle Airlines akan melakukan penerbangan dari Little Rock menuju Minneapolis sebagai penerbangan nomor 3701. Penerbangan tersebut adalah macam ferry flight atau repositioning yang hanya menerbangkan pesawat tanpa penumpang dari satu bandara ke lain. Dalam penerbangan tersebut, hanya ada dua pilot yang berada di dalam pesawat, yaitu Captain Jesse Rhodes dengan 6900 jam terbang, dan Co-Pilot Peter Cesarz dengan 761 jam terbang.
Setelah pesawat Pinnacle Airlines penerbangan 3701 lepas landas dari Little Rock, tiba-tiba Captain melakukan gerakan pitch-up dengan menanjak ketinggian secara tajam, sampai dua kali lipat dari gaya gravitasi, seperti pesawat jet tempur yang sedang melakukan lepas landas. Gerakan ini tidak dalam prosedur penerbangan normal. Karena pesawat tiba-tiba menanjak dengan tiba-tiba dalam sudut tinggi, system stall pesawat sampai nyala, yang menyebabkan kecepatan pesawat berkurang saat menanjak sebelum pilot mengembalikan penanjakan pesawat ke kondisi normal.
Di tengah penanjakan, kedua pilot pun berpindah tempat duduk, dimana Co-Pilot duduk di kursi Captain di sebelah kiri, dan sebaliknya untuk Captain yang duduk di kursi Co-Pilot. Tindakan ini sangat tidak biasa, dan juga tidak dilakukan dalam tengah penerbangan. Selain itu, beberapa tanjakan tajam juga dilakukan sebelum menyampaikan cruise altitude, yaitu sampai tingkat pendakian 10,000 kaki/menit, bagi sekelas pesawat CRJ-200 maupun pesawat penumpang komersial lain sangat berbahaya dan sudah melanggarkan prosedur dengan secara besar.