Lihat ke Halaman Asli

Gavin AbieZein

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Inovasi Rasa: Apem Apung dan Bacang Sapi Halal dengan Sentuhan Modern

Diperbarui: 26 Desember 2024   05:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Depan Apem Apung dan Bacang Sapi Halal (Sumber: Dok. Pribadi)

Yogyakarta - Di tengah ramainya suasana wisata kuliner Pasar Kranggan, aroma manis pandan dan wangi daun pisang menyapa setiap pengunjung yang melintas. Di lantai dua pasar yang ramai tersebut, sebuah dapur kecil milik Nisa menjadi daya tarik tersendiri. Para pegawai yang ramah selalu siap untuk menyajikan Apem Apung hangat dipadukan dengan kuah kinca yang siap menggoyang lidah dalam setiap gigitannya, tidak lupa juga dengan Bacang Sapi berbumbu khas yang akan menggugah selera bagi siapapun yang akan menyantapnya. Dapur kecil yang sederhana ini bukan sekedar tempat yang menjual makanan, melainkan sebuah ruang nostalgia yang menghadirkan kembali rasa khas kampung halaman, terutama bagi mereka yang merantau jauh dari tanah kelahiran.

Nisa, sang pemilik dapur sederhana tersebut menceritakan bahwa idenya muncul dari kerinduan terhadap kuliner khas daerahnya. "Banyak perantau yang rindu dengan makanan khas daerahnya, termasuk saya sendiri, dan saya ingin mencoba untuk menyediakan tempat yang bisa mengobati rasa rindu itu," ujar Nisa sambil membantu para pegawainya melayani pelanggan yang ramai berdatangan untuk mencicipi makanan yang menjadi sorotan berkat sajian uniknya.

Apem yang pada umumnya disajikan dengan rasa original, kini hadir dengan varian modern yang unik seperti Apem Apung dan Apung Apem Nangka. Tak hanya varian rasanya yang menarik, kuah kinca yang menjadi pendamping Apem Apung juga memiliki keunikannya sendiri, kuah kinca khas dapur sederhana milik Nisa dibuat dengan tekstur yang tidak terlalu kental sehingga tetap dapat disantap dengan nikmat meskipun dengan jumlah yang cukup banyak. Sementara itu, Bacang yang umumnya dikenal dengan isian daging babi, kini dikreasikan dengan pilihan varian daging sapi dan ayam berbumbu khas yang kaya akan cita rasa. Meskipun dengan inovasi yang diciptakannya, Nisa tetap menjaga keaslian rasa dari setiap makanan yang disajikan dapur sederhananya. "Saya ingin makanan yang saya sajikan tetap memiliki jiwa tradisional, namun dengan sentuhan modern yang dapat dinikmati semua kalangan," jelas Nisa.

Bukan hanya soal rasa, penyajiannya pun menjadi daya tarik yang dapat memikat para pengunjung wisata kuliner Pasar Kranggan untuk mencoba menu makanan yang ditawarkan dapur sederhana ini. Sepiring Apem Apung lembut disajikan dengan secangkir kuah kinca dengan tekstur yang tidak terlalu kental sementara Bacang Sapi tampil cantik dengan balutan daun pisang yang wangi. Kombinasi tradisi makanan tradisional dan inovasi ini berhasil menarik perhatian pelanggan dari berbagai kalangan, mulai dari anak muda hingga orang tua yang mampir untuk bernostalgia.

Para pelanggan Apem Apung dan Bacang Sapi Halal mengaku terkesan dengan kreativitas Nisa. "Saya sudah lama tidak makan apem, apalagi dengan rasa yang seunik ini. Ini benar-benar mengingatkan saya pada apem yang sering saya beli di daerah rumah saya," kata Sasa, seorang mahasiswa perantau asal Kota Bekasi, Jawa Barat. Ada pun pelanggan yang mengaku baru pertama kali mencoba kenikmatan cita rasa Bacang. "Ini pertama kalinya saya mencoba makan bacang, yang saya tau selama ini bacang hanya disajikan dengan isian daging babi, tapi ternyata ada bacang sapi yang halal, saya langsung penasaran untuk mencobanya dan ternyata cocok dengan lidah saya," jelas Alif seorang pelanggan yang baru saja menyantap Bacang Sapi untuk menu makan siangnya.

Selain fokus pada kualitas kenikmatan cita rasa, Nisa selalu menjaga keaslian bahan-bahan yang digunakan. Semua bahan yang digunakannya dipilih dengan cermat dari pasar lokal untuk memastikan kesegaran dan cita rasa yang optimal. "Kami selalu memastikan bahwa semua bahan-bahan yang kami gunakan merupakan bahan-bahan premium yang bersih, sehat dan terjaga kesegarannya. Saya percaya bahwa makanan yang lezat dimulai dari bahan yang sehat," ujarnya.

Tidak hanya memanjakan lidah dengan sajian makanannya, dapur kecil ini juga menyuguhkan suasana yang membawa para pelanggannya seakan kembali ke masa lampau. Dekorasi unik dengan tema vintage yang menghiasi dapur ini menciptakan ruang nostalgia yang mengingatkan kita pada suasana masa kecil yang begitu hangat.

Dapur sederhana milik Nisa kini menjadi salah satu daya tarik utama bagi siapa saja yang berkunjung ke wisata kuliner Pasar Kranggan lantai dua. Dengan harga yang cukup terjangkau mulai dari Rp 6.000 hingga Rp 22.500 saja, Apem Apung dan Bacang Sapi Halal berhasil menjadi pilihan kuliner favorit, baik bagi warga lokal, perantau, maupun para wisatawan. Melalui inovasi kreatifnya, Nisa membuktikan bahwa kuliner tradisional tidak hanya dapat bertahan, akan tetapi juga berkembang mengikuti zaman.

Apem Apung dan Bacang Sapi Halal kini dapat menjadi salah satu destinasi wisata kuliner di Yogyakarta yang sulit untuk dilewatkan. Sajian menu makanan istimewa yang memadukan cita rasa tradisional dengan sentuhan modern akan memberikan sebuah pengalaman yang tidak hanya memuaskan lidah, tetapi juga menghangatkan hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline