Sejak saya duduk dibangku perkuliahan saya selalu memiliki yang namanya Process diari atau buku harian. Dalam buku harian itu saya tuliskan data atau informasi tentang keadaan masa lalu yang mengandung pengalaman atau peristiwa yang saya alami secara nyata,apa yang saya lihat,apa yang saya pantau atau apa yang sedang saya kerjakan itulah yang saya tuangkan. Tentu sifatnya pribadi .
Dan itu saya tuliskan dengan gaya tulisan yang berbeda-beda danmembuat nya semenarik mungkin sesuai pengalaman. Gaya penulisannya tidak mengikat( spontan keluar dari pikiran dan perasaan yang dalam).
Boro-boro menulis buku harian ya ! Mencatat tugas aja sudah ribet,ngapain menambah pekerjaan kan gitu ? Nah,di sini saya mau katakan setiap pribadi bebas mengekspresikan dirinya. Masing-masing punya cara tersendiri untuk menuangkan isi hatinya.
Di sini saya mau berbagi tips dari apa yang saya alami sendiri setelah sekian lama punya catatan harian. Adapun tujuan membuat catatan harian adalah :
a. Melatih kedisplinan diri
b. Membuat Laporan pertanggung jawaban terhadap diri
c. Tempat menuangkan segala isi hati,perasaan dan pikiran sendiri
d. Melatih ketajaman diri khususnya melatih ketrampilan untuk menulis dan penggunaan kosa kata yang baik dan benar
Trus setelah dicatat,apa sih fungsinya ? Kan malas membacanya lagi. Apalagi Kalau ada peristiwa yang menyakitkan,membuat luka ke dua kalinya. Loh,kalau ada yang membahagiakan juga membuat saya bahagia kembali.
Jangan salah ketika kita berani menerima apa yang terjadi dalam hidup kita sejauh itu jugalah rahmat yang akan datang kepada kita. Nah,catatan harian itu bukan sembarang tulisan. Catatan harian itu punya fungsi dan rahasia tersendiri untuk saya,yakni:
a. Sebagai catatan baik buruknya diri ini