" Lucu bukan....? Dunia menuntutmu untuk berdamai dengan keadaan sementara keadaan membunuhmu perlahan-lahan,otakmu dibanting,hatimu ditikam tapi harus ha...ha...ha..ha.hi..hi..hi.. didepan orang " Demikian status seorang teman disalah satu akun medsosnya..
Kalimat ini menarik untuk direfleksikan kembali,apakah benar kita harus haha hihi didepan orang ? Yups...betul sekali. Apapun yang menjadi persoalan hidup setidaknya kita dapat memberi makna terhadapnya dan tetap bersyukur bahwa Tuhan masih mengijinkan saya hidup hingga detik ini.
Oleh karena itu adalah hal yang wajar untuk melempar senyum ketika saya atau kita berjumpa orang lain. Situasi saat ini bukanlah milik seorang melainkan milik kita bersama.
Sejak masa pandemi hingga saat ini banyak kebiasaan-kebiasaan baru yang kita jumpai,yang menyentuh keseluruhan aspek hidup manusia. Misalnya kebiasaan sehari-hari.
Yang dulunya kita tidak perlu cuci tangan ketika menyentuh benda-benda yang disentuh oleh banyak orang sekarang harus rajin cuci tangan,yang jarang pakai masker sekarang wajib pakai masker sepanjang masa,bahkan sebelum covid-19 kita tidak mengenal istilah social distancing atau physical distancing tapi saat ini istilah ini ibarat sahabat dekat bagi kita.
Selain itu kita juga sering menemukan peraturan-peraturan yang baru baik di tempat kerja ataupun di pusat-pusat perbelanjaan. Protokol kesehatan dipegang teguh oleh orang-orang yang mengerti dan memahami situasi saat ini dan mereka yang peduli terhadap kesehatannya dan kesehatan orang lain.
Akan tetapi bagi banyak orang aturan ini menjadi satu dilema karena ruang geraknya di batasi. Misalnya pembatasan penerimaan tamu di kantor-kantor tertentu, kemudian memberlakukan syarat-syarat ketika harus pergi keluar kota, dan masih banyak lagi.
Situasi pandemi covid-19 ini mengajak banyak orang untuk tetap tinggal dirumah,melakukan aktivitas melalui fitur-fitur yang berbasis web dan situasi ini juga membuat kejahatan semakin marak dan meraja lela. Mungkin saja disaat pandemi ini,kita memberi waktu yang cukup banyak untuk bermain didunia maya.
Saat ini dunia sedang ramai dan dibanjiri dengan berita-berita bohong,hoax,ujaran kebencian yang membuat karakter dan nama baik bisa terbunuh. Bayangkan jika setiap hari orang membuat ujaran kebencian dan menular ke orang lain meneruskan lagi kepada orang lain. Apa yang akan terjadi ? Dunia bisa hancur, dunia bisa remuk.
Bagaimana dengan pengalaman kita sehari-hari ? Jempol atau jari kita yang sering mengutak-atik medsos,suatu ketika bisa menjadi sebilah pisau yang menusuk diri kita sendiri.
Hal ini akan terjadi ketika kita tak mampu lagi mengendalikannya,apalagi untuk menyebarkan ujaran-ujaran yang tidak berfaedah. Dengan gampang kita terpengaruh oleh berita-berita bohong,hoax yang membuat kita ikut terjerumus kedalamnya.