Para pendiri bangsa Indonesia telah bersepakat untuk mendirikan bangsa Indonesia di atas dasar keberagamaan budaya, suku, agama, bahasa dan ras. Konsesus atau kesepakatan ini didasarkan pada realitas bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai latar belakang budaya, suku, bahasa, agama dan ras yang berbeda.
Kenyataan keberagaman pembentuk bangsa Indonesia hendaknya dipandang sebagai sebuah kekayaan dan anugereah yang patut disyukuri sebagai sebuah pemberian. Karena itu para penerus atau generasi penerus bangsa Indonesia sudah sepatutnya memelihara dan menjaga warisan luhur dari para leluhur bangsa ini dengan memupuk rasa persaudaraan bukan memupuk konflik di antara sesama.
Namun, catatan sejarah perkembangan bangsa Indonesia hingga hari ini masih diwarnai oleh tindakan-tindakan penyangkalan terhadap kebhinekaan Indonesia. Tindakan intolerasi semakin menjamur dan bertumbuh subur di Indonesia. Gerakan-gerakan separatis terjadi di mana-mana.
Ada kecenderungan baru yang timbul yaitu semakin banyak orang yang merasa tidak nyaman dengan keberagaman dan menginginkan keseragaman. Selain itu ada kelompok yang menganggap diri superior dan ingin menguasai kelompok yang lain. Bagi saya ini merupakan krisis besar yang dialami bangsa Indonesia dan harus segera diatasi.
SEJARAH SINGKAT DAN KIPRAH OSF DI TENGAH KRISIS KEBHINEKAAN
Segala sesuatu berubah. Yang tetap hanyalah perubahan itu sendiri. Demikian kata filsuf Yunani Klasik Heraklitos. Perubahan itu bisa mengarah ke bentuk positif-konstruktif tetapi bisa juga ke arah negatif-destruktif. Semuanya berada dalam proses menjadi. Dalam proses menjadi itulah segala sesuatu terbentuk. OSF senantiasa berziarah dalam proses menjadi. Perziarahan dalam proses menjadi ini tidak pernah luput dari catatan sejarah.
Pada tanggal 31 Desember 1964 Persaudaraan OSF- Reute Jerman hadir di Indonesia. OSF adalah singkatan dari Ordo Suster Fransiskanes.
Untuk pertama kalinya para Misionaris membuka komunitas pertama di Sumatera Utara tepatnya di Tapanuli Selatan Kota Padang Sidimpuan. Seiring berjalannya waktu Persaudaraan ini berkembang ,hingga saat ini sudah berkarya di 4 keuskupan yakni:Keuskupan Sibolga,Medan,Semarang.dan Ende.
Selama 56 tahun para suster OSF telah berkarya di bumi Indonesia dan berkarya dalam bidang kesehatan,pendidikan,panti asuhan,dan Patoral care.
Saya bangga sebagai seorang suster OSF karena dalam persaudaraan banyak saya temukan perbedaan yang akhirnya menjadi satu kekayaan bagi persaudaraan. Kami berasal dari suku yang berbeda,latar belakang dan karakter yang berbeda,tingkat ekonomi yang berbeda.
Awalnya sangatlah sulit bagi saya untuk memahami orang-orang yang berbeda suku dengan saya,karena bahasa dan kebiasaan yang berbeda. Akan tetapi lama kelamaan saya mencoba untuk menerima perbedaan itu dan berusaha untuk menikmatinya.Dan ternyata perbedaan itu menjadi kekayaan yang sangat membantu dalam tugas pelayanan saya.