Lihat ke Halaman Asli

Gatot Swandito

Gatot Swandito

Belajar dari Konflik Rusia-Ukraina, Menkominfo Johnny G Plate Percepat Pembangunan PDN

Diperbarui: 30 Juni 2022   18:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menkominfo Johnny G Plate (Kominfo.go.id)

Rusia melancarkan serangan terhadap Ukraina sejak 24 Februari 2022. Saat itu juga, serangan siber Rusia telah merusak distribusi obat-obatan, makanan, dan pasokan bantuan. Selain itu, Rusia juga melancarkan serangan ke akses ke layanan-layanan publik, meretas dan tak ketinggalan mengacaukan informasi. Serangan siber lainnya dilancarkan dengan pengiriman email phishing.

Serangan Siber Rusia terhadap Ukraina 

Serangan hybrid (serangan  fisik dan serangan siber) ini mendesak sejumlah negara dan juga organisasi, seperti Uni Eropa (UE), AS, dan NATO menetralisirnya dengan meningkatkan perlindungan terhadap jaringan infrastruktur-infrastruktur penting.

Untuk mendukung pertahanan siber Ukraina, UE telah mengaktifkan Cyber Rapid Response Teams (sebuah proyek yang berada di bawah Permanent Structured Cooperation (PESCO).

Namun, sebenarnya, sejak awal invasi sejumlah besar serangan balik telah diluncurkan oleh peretas independen, yang mempengaruhi sistem negara, keamanan, perbankan, dan media Rusia.

Parlemen Uni Eropa juga telah menyerukan untuk meningkatkan sanksi siber terhadap individu, entitas, dan badan yang bertanggung jawab atas atau terlibat dalam berbagai serangan dunia maya yang menargetkan Ukraina.

Sejatinya, serangan pertama terhadap sistem informasi perusahaan swasta dan lembaga negara di Ukraina yang dilancarkan Rusia pernah dilancarkan selama protes massal pada tahun 2013. Serangan siber terus berlanjut dengan peretasan jaringan listrik Ukraina pada Natal 2015 dan 2016.

Bahkan pada Desember 2016 terjadi kelumpuhan pada sebuah instansi keuangan Ukraina. Pada Januari 2022 atau sebulan sebelum serangan militer dilancarkan, pasukan siber Rusia meretas situs-situs pemerintah Ukraina.

Perang Siber bisa Merembet ke Negara-Negara Lain

Microsoft telah menerbitkan laporan intelijen baru yang diberi judul "Defending Ukraine: Early Lessons from the Cyber War". Laporan ini yang dilakukan oleh tim intelijen ancaman dan ilmu data Microsoft bertujuan mempertajam pemahaman tentang lanskap ancaman dalam perang yang sedang berlangsung di Ukraina.

Laporan ini juga menghasilkan data yang dikumpulkan dan dianalisis. Dalam laporan juga diungkap tentang informasi baru terkait upaya Rusia, termasuk peningkatan penetrasi jaringan dan kegiatan spionase di antara pemerintah sekutu, nirlaba, dan organisasi lain di luar Ukraina.

Dalam laporan juga terungkap tentang detail operasi Rusia dalam mempengaruhi pihak-pihak asing. Rusia, misalnya, disebut mencoba merusak persatuan Barat dan meningkatkan upaya perang terhadap Barat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline