Lihat ke Halaman Asli

Gatot Swandito

Gatot Swandito

Jadikan MotoGP Mandalika 2022 Etalase Olahraga, Menkominfo Johnny Plate Komandani Serangan Oemoem Ver. 2.0

Diperbarui: 9 Februari 2022   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TNI pada 1947 (Sumber: Tirto.id)

Hari ini, 9 Februari 2022, Cahya Wanda selaku Wakil Direktur Utama Mandalika Grand Prix Assosiation (MGPA) menginformasikan bahwa seluruh pembalap peserta MotoGP 2022 telah tiba di Lombok. 

Para pembalap yang bakal adu kebut di sirkuit yang diberi nama resmi Pertamina Mandalika International Street Circuit tersebut antara lain Darryn Binder, Brad Binder, Takaaki Nagakami, Alex Marquez, Pol Espargar, Andrea Dovizioso, dan Fabio Quartararo. Tidak ketinggalan Marc Marquez yang kali ini namanya tengah melejit.

Di sirkuit yang memiliki panjang lintasan 4,3 kilometer itu, para pembalap akan menjajal kuda besi mereka yang dimulai pada sesi tes pramusim yang digelar pada 11-13 Februari 2022. Sesi ini sendiri merupakan sekuel dari tes pramusim yang sebelumnya dihelat di Malaysia pada pekan lalu.

Sebagai tuan rumah, pemerintah Indonesia pastinya akan memanfaatkan Ajang Moto GP Mandalika 2022 yang rencananya digelar pada 18-20 Maret 2022 ini sebagai etalase dunia olahraga Indonesia.

Serangan Oemoem 1 Maret 1949 yang Membuka Mata Dunia

Terlepas dari kontroversi terkait tokoh penggagas di balik Serangan Oemoem (SO) 1949 oleh Tentara Nasional Indonesia, SO 1949 merupakan salah satu dari time line sejarah yang dinilai sebagai tonggak perjalanan bangsa.

Pada hari itu, 1 Maret 1949, TNI yang dibantu rakyat Indonesia melancarkan serangan terhadap pasukan Belanda. Serangan frontal yang berlangsung di Yogyakarta tersebut diawali pada pukul 06 WIB. Kemudian tepat pada pukul 12.00 pasukan TNI diperintahkan mundur untuk selanjutnya meninggalkan Yogyakarta.

Serangan selama 6 jam tersebut memang tidak serta merta membuat Belanda takluk. Namun, pemberitaan lewat siaran radio telah membuat dunia internasional mengalihkan sorotan perhatiannya ke Indonesia.

Karena pemberitaan tentang pertempuran yang juga dikenal sebagai "6 Jam di Yogya" itu, posisi tawar Indonesia menguat. Sebaliknya, Belanda yang sebelumnya mengklaim Indonesia sudah lemah gegara serangan itu mendapat malu besar.

Empat bulan setelah Serangan Oemoem 1949, atau tepatnya pada 29 Juni 1949,  Perserikatan Bangsa-Bangsa menekan Belanda untuk segera membebaskan Yogyakarta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline