Lihat ke Halaman Asli

Gatot Swandito

Gatot Swandito

Tunggangi Isu Bom Gereja Katedral, Moeldoko Cetak 5 Blunder

Diperbarui: 29 Maret 2021   14:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Moeldoko (Sumber: tangkapan layar Instagram @dr_moeldoko)

Pasca aksi bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral di Makassar, Moeldoko kembali muncul. Kali ini kemunculannya lewat video yang diunggahnya lewat akun Instagram miliknya, @dr_moeldoko, pada 28 Maret 2021.

"Saya orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat. Kekisruhan sudah terjadi, arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat," ucap Ketua Umum Partai Demokrat itu mengawali kemunculannya.

Mantan Panglima TNI ini pun menyinggung adanya pertarungan ideologi yang kuat menjelang 2024. Menurutnya, pertarungan yang terstruktur dan gampang dikenali ini merupakan ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia Emas 2045.

Lantas Moeldoko yang saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Presiden (KSP)  ini mengurai lagi tentang ancaman yang dimaksudnya.

"Ada kecenderungan tarikan ideologis itu terlihat  di tubuh Demokrat, jadi ini bukan sekedar menyelamatkan Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa. Itu semua berujung pada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat, setelah tiga pertanyaan yang saya ajukan kepada peserta KLB."


Dalam pengakuannya itu, Moeldoko tidak menjelaskan tentang ideologi yang dianggapnya mengancam cita-cita Indonesia Emas 2045 sehingga memaksanya harus merebut kepemimpinan Partai Demokrat demi menyelamatkan bangsa.

Namun, sebagaimana narasi yang sedang berkembang saat ini, ideologi yang dianggap mengancam Indonesia hanya ada dua. Pertama ideologi komunisme. Dan, yang kedua adalah ideologi Islam radikal.

Namun dapat dengan mudah disimpulkan bila ideologi yang dimaksud oleh Moeldoko adalah Islam radikal. Kesimpulan ini ditarik dari cuitan-cuitan sejumlah akun Twitter pendukung Moeldoko yang mengait-ngaitkan Susilo Bambang Yudhoyono dengan eksistensi HTI dan FPI, ideologi yang dimaksud Moeldoko adalah Islam radikal.

Kesimpulan itu semakin kuat jika melihat waktu tayang video unggahan Moeldoko yang hanya berselang sekitar dua jam setelah terjadi aksi bom bunuh diri yang menyerang Gereja Katedral di Makassar pada pukul 10.28 WITA. 

Bahkan, beberapa akun Twitter pendukung Moeldoko secara terang-terangan menyertakan poster ucapan duka Moeldoko atas tragedi bom Gereja Katedral di Makassar dalam cuitannya tentang hubungan SBY-FPI.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline