Lihat ke Halaman Asli

Gatot Swandito

Gatot Swandito

Bau Propaganda Zionis pada Puisi Fadli Zon dan Blunder BPN Prabowo-Sandi

Diperbarui: 12 Februari 2019   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: myjewishlearning.com

"Saya yakin mas @fadlizon tidak ada niatan menghina mbah Moen, setahu saya mas @fadlizon selalu menghormati ulama. Mungkin puisinya hanya bermaksud menggoda mas @MRomahurmuziy sbg sesama politisi. Mas @MRomahurmuziy balas pakai puisi lagi saja, dan mas @fadlizon diam," ciut Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Prio Budi Santoso lewat akun Twitter-nya pada 7 Februari 2019.

Cuitan Priyo yang juga Sekjen Partai Berkarya ini dimaksudkan untuk menanggapi kontroversi puisi "Doa yang Tertukar" buah karya Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.

Dalam puisinya, Fadli menulis,

"... doa sakral
kenapa kau tukar
direvisi sang bandar
dibisiki kacung makelar
skenario berantakan bubar
pertunjukan dagelan vulgar
..."

Puisi yang diunggah Fadli lewat akun Twitter-nya pada 3 Februari 2019 tersebut menyulut serangkaian aksi protes sejumlah santri di beberapa daerah lantaran kata 'kau" dimaknai sebagai Kyai Maimun Zubair atau yang lebih dikenal dengan Mbah Moen.

Sebagai sesama pendukung paslon Prabowo-Sandi, memang sudah seharusnya bila Priyo berupaya membela Fadli. Sebab, bagaimana pun juga, sekecil apapun juga puisi garapan Fadli pastinya mempengaruhi elektoral.  

Dalam kicauannya, Priyo menyinggung Romahurmuziy alias Romy. Dengan menyebut nama Romy, maka semakin jelas bila Fadli menulis puisinya berdasarkan peristiwa yang terjadi pada saat Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mendampingi Jokowi dalam kunjungannya ke kediaman Mbah Moen di Ponpes Al-Anwar, Sarang, Rembang pada 1 Februari 2019.

Kemudian, sebagaimana biasanya, Mbah Moen memanjatkan doa. Namun kali ini Mbah Moen salah menyebut nama. Dalam doanya itu, Mbah Moen menyebut "Prabowo", bukan "Jokowi".

Atas kesalahan tersebut, Romy kemudian memberanian diri membisikan kesalahan yang baru saja dilakukan Mbah Moen dalam doanya.

Maka jelas, karena yang berbisik kepada Mbah Moen adalah Romy, maka yang dimaksud "makelar" dalam "Doa yang Tertukar" adalah Romy. Sedangkan, karena yang dibisiki Romy adalah Mbah Moen, maka jelaslah sudah bila yang dimaksud "kau" pada "Doa yang Tertukar" adalah Mbah Moen.  Dengan kata lain, mantan politisi Golkar ini telah melakukan blunder.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline