Lihat ke Halaman Asli

Gatot Swandito

Gatot Swandito

7 Alasan Prabowo Seharusnya Tak Hadiri Reuni 212

Diperbarui: 19 Desember 2018   08:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid yang dikibar=kibarkan dalam aksi kelompok Islam (Sumber: :Liputan6.com(

Rencananya, pada 2 Desember 2018 ini kelompok yang menamakan dirinya Persaudaraan Alumni 212 akan menggelar Reuni 212. Lewat acara kumpul-kumpul yang mengusung tema "Dengan Tauhid Menuju Kejayaan NKRI" ini, panitia sesumbar akan kembali memutihkan Monas.

Rencana kelompok yang dua tahu lalu menggagas Aksi 212 tersebut sebenarnya sudah tercium sejak jauh hari sebelumnya. Hal ini tak lepas dari pelaksanaan Pilpres 2019. Terlebih dengan majunya kembali Jokowi sebagai capres petahana.

Kelompok ini berpikir jika aksi-aksi yang digelar jelang Pilgub 2017, terutama aksi yang dilangsungkan pada 2 Desember 2016, berhasil menyungkurkan cagub petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Karenanya, kelompok ini pun ingin mengulangi kesuksesannya dalam Pilpres 2019 dengan menumbangkan capres petahana, Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi.

"Ayo kita menangkan mereka, pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno," kata motor Aksi 212, Habib Rizieq Shihab (HRS), lewat rekaman suara yang diputar pada pertemuan kedua GNPF di Grand Cempaka Hotel, Jakarta, pada 16 September 2018) sebagaimana dikutip KOMPAS.COM.

Ada dua isu menarik yang terkait Reuni Alumni 212 ini. Pertama, apakah Prabowo atau Sandi akan menghadirinya? Kedua, apakah perhelatan reuni yang diklaim akan dihadiri oleh 4 juta perserta ini dapat mengulang happy ending seperti sekuel sebelumnya?

Pertanyaan kedua tentu saja tidak mungkin terjawab hanya dengan satu peristiwa reunian.  Sebab, ending dari Pilpres 2019 masih akan ditentukan oleh sejumlah faktor yang akan muncul belakangan, khususnya jelang Hari-H 19 April 2019.

Jelang beberapa hari menuju Pilpres 2014, misalnya, kata "sinting" yang dilontarkan kader terbaik PKS Fahri Hamzah ketika mengomentari usulan Hari Santri disebut-sebut oleh sejumlah lembaga survei sebagai faktor yang merontokkan elektabilitas Prabowo. Konon, sebelum kata "sinting" terlontar, elektabilitas Prabowo sudah menyalip elektabilitas Jokowi.

Sementara, pertanyaan pertama akan segera menemukan jawabannya. Jawabannya bisa "ya", tetapi bisa juga "tidak".

Namun demikian, kemungkinan besar Prabowo tidak akan menghadiri perhelatan reuni meski digagas dan dihadiri oleh jutaan pendukungnya sendiri. Ada 7 alasan utama bagi Prabowo untuk tidak menghadiri reuni alumni 212.

Prabowo hanyalah "Anak Kos" 212

Saat Pilpres 2009, ketika Prabowo maju sebagai cawapres pendamping Megawati Soukarnoputri, mantan Komandan Kopassus itu menjadi sasaran hujat bermuatan SARA.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline