Lihat ke Halaman Asli

Gatot Swandito

Gatot Swandito

Ada Kemiripan pada Pola Serangan yang Menyasar Prabowo dan SBY

Diperbarui: 16 Januari 2018   13:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Amazon.com

Sekalipun tengah mendapat serangan yang menimbulkan kerusakan yang begitu masif, Prabowo Subianto seharusnya masih bisa tersenyum lebar. Sebab, pola-pola serangan terhadap Ketua Umum Partai Gerindra ini mudah terbaca dengan begitu jelas.

Baru saja Pilkada Serentak 2018 memasuki tahap-tahap awal yang menandakan babak baru tahun politik di tanah air jelang Pemilu Serentak 2019, serangan mematikan sudah dilancarkan ke arah Prabowo pada 11 Januari 2018.

Layaknya strategi Blitzkriegyang digelar pasukan Nazi Jerman, serangan yang ditujukan kepada Prabowo pun memenuhi unsur kecepatan dan kejutan. Seperti Blitzkrieg, serangan kepada Prabowo pun dilancarkan dengan berbagai manuver yang didukung oleh "serangan udara".

Serangan mendadak dan penuh kejutan ala blirzkrieg dapat membuat lawan kesulitan meresponnya. Akibatnya, lawan mengalami ketidakseimbangan. Dan, pada akhirnya dapat ditaklukkan, bahkan dimusnahkan.

Serangan serupa pun pernah dialami oleh Susilo Bambang Yudhoyono pada 14 Februari 2017 atau sehari jelang hari pencoblosan Pilgub DKI 2017 di mana putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono turun sebagai cagub.

Ketika itu SBY mendapat serangan kilat yang diaba-abai oleh Antasari Azhar. Aba-aba Antasari ini seperti tembakan yang menandai serangan frontal ke arah SBY. Dalam waktu singkat, serangan dari segala penjuru, khususnya dunia maya membombardir Cikeas.

Jika diperhatikan lebih jauh, ternyata ada kemiripan pada serangan kilat yang ditujukan ke arah Prabowo dan SBY. Kemiripan itu bukan terletak pada rentang waktu antara dilancarkannya serangan dengan waktu pelaksanaan hari pencoblosan, tetapi pada latar belakang "aktor" utama pelaku penyerangan.

Prabowo diserang oleh La Nyalla Matalitti yang pernah berurusan dengan hukum atas kasus dugaan korupsi penggunaan dana hibah pada Kadin Jatim untuk pembelian IPO (initial public offering) Bank Jatim pada 2016. Setelah melewati serangkaian proses hukum yang diwarnai kontroversi, La Nyalla akhirnya divonis bebas pada 27 Desember 2016.

Sementara, serangan kepada SBY diaktori oleh Antasari Azhar yang pernah berurusan dengan hukum atas keterlibatannya dalam kasus pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen pada 2009. Antazari yang divonis 18 tahun penjara akhirnya mendapat grasi dari Presiden Joko Widodo pada 23 Januari 2017.

Ini Dia Fakta Kunci Kalau SBY Bukan Dalang Kasus Antasari Azhar

Menariknya, setelah mendapat gempuran La Nyalla, Prabowo mendapat serangan dari Muhammad Al Khathath (MAT) alias Muhammad Gatot Saptono.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline