Lihat ke Halaman Asli

Gatot Swandito

Gatot Swandito

Sebelum Selfie Syur, Ingat Kode Rahasia "Vault 7"

Diperbarui: 11 Maret 2017   04:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber http://www.naturalnews.com)

Masih suka selfie syur? Atau malah mengirimnya lewat ruang-ruang obrolan, seperti Facebook, WhatsApp, BBM, atau aplikasi lainnya? Bagi yang masih menggemari aktivitas di atas, lebih baik hentikan. Karena siapa tahu smartphone yang kita termasuk incaran yang diretas oleh dinas intelijen Amerika Serikat, CIA.

Sejak kemarin, 8 Maret 2017, sejumlah media memberitakan informasi rahasia yang dibocorkan oleh situs WikiLeaks. Menurut informasi tersebut, 85 persen ponsel pintar yang beredar telah dimanfaatkan oleh CIA untuk mengumpulkan informasi intelijen. Untuk aktivitas intelijennya ini, CIA menggunakan kode rahasia “Vault 7”

Menurut situs yang didirikan oleh Julian Assange ini, peretasan dilakukan dengan memanfaatkan celah keamanan yang ada pada sistem operasi Android. Melalui celah itulah CIA dapat mengakses pesan suara maupun pesan tertulis dari berbagai jejaring sosial.

Sebenarnya, bocoran yang dibeberkan oleh WikiLeaks tersebut bukanlah informasi yang baru. Sebelumnya, informasi serupa pernah diungkap oleh mantan agen National Security Agency(NSA) Edward Snowden kepada The Guardian dan The Washington Post pada tahun 2013.

Dalam dua dokumen rahasia, Mastering The Internet dan Global Telecoms Exploitation yang dibocorkan Snowden kepada kedua media itu terungkap adanya dua program pemantau yang dijalankan pemerintah Amerika Serikat. Program pertama adalah pemantauan atas sambungan telepon ratusan juta rakyat AS. Program kedua adalah penyadapan terhadap sembilan jaringan internet.

Sebagaimana yang diberitakan, program kedua yang diberi kode rahasia PRISM ini bertujuan untuk memantau aktivitas mencurigakan yang datang dari luar AS. Lewat program PRISM inilah NSA menyadap pengguna internet dan jejaring sosial seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Pada Juli 2012 atau sembilan bulan setelah Microsoft membeli Skype, NSA mengklaim mampu meningkatkan jumlah video call yang dapat disadap lewat jejaring sosial tersebut. Bukan hanya Skype, menurut Snowden, NSA dapat mengakses informasi yang dikirim sejumlah peusahaan ternama seperti Microsoft, Apple, Google, Facabook, dan Yahoo.

Celakanya lagu, bukan hanya NSA yang mampu menyadap komunikasi di jejaring sosial.  Sebuah trojan bernama Peskyspy pun mampu merekam panggilan suara dan menyimpanya dalam bentuk file MP3. File MP3 ini kemudian dikirim ke server yang sudah ditentukan oleh si penyadap.

Menurut Symantec, saat ini resiko ancaman Peskyspy masih rendah. Tetapi karena trojan ini tersedia secara bebas, maka pembuat malware bisa memanfaatkannya sabagai alat untuk memata-matai.

Dari informasi yang bocoran WikiLeaks, dua dokumen rahasia yang diungkap Snowden, dan beredarnya Peskyspy, jelas menunjukkan mudahnya menyadap komunikasi lewat jejaring internet. Dan, tidak menutup kemungkinan komunikasi yang disadap berupa foto-foto bugil pengguna jejaring sosial.

Dalam film “Snowden” yang disutradarai oleh Oliver Stone diceritakan juga tentang keisengan pegawai NSA saat meretas laptop milik salah seorang putri pejabat. Lewat retasan itu, pegawai NSA dapat menyaksikan secara langsung aktivitas pribadi targetnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline