Lihat ke Halaman Asli

Gatot Swandito

Gatot Swandito

Karena Teknologinya, Aku dan Smartfren Lebih Lengket Ketimbang Rangga dengan Cinta #4GinAja

Diperbarui: 15 Juni 2016   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kartu SIM Smart (Sekarang Smartfren) yang sampai sekarang masih kupkai (Do. Pri)

“Kamu sekarang sibuk banget ya mas?” tanya seorang teman kompasianer lewat akun Facebook-nya.

Aku yang sudah lama jarang mengakses akun FB langsung membalas pesan yang dikirim pada Jumat pagi seminggu yang lalu itu. “Ga ko na, Ni aq lg boboan,” balasku seenaknya..

“Kok ga nulis lagi?” lanjut kompasianer asal Kota Batu, Jatim itu lagi.

Rupanya sudah beberapa hari ini ia tidak menemukan tulisanku di Kompasiana. Ia memang kerap menyambangi tulisan yang aku tayangkan. Di hampir setiap tulisanku itu, ia kerap meninggalkan jejak kunjungannya dengan memberi nilai dan komentarnya.

“Biasa aja. Lg ga mood,” jawabku beberapa menit kemudian.

Memang sudah beberapa hari ini aku tidak menayangkan tulisanku di Kompasiana. Padahal, dalam satu minggunya aku bisa menayangkan tiga sampai lima artikel. Malah kalau sedang on fire satu hari bisa menayangkan dua artikel.

Tapi, begitu memasuki bulan Ramadhan gairah menulisku mendadak rontok. Namun demikian, bukan berarti hilang sama sekali. Sesekali gairah menulisku bangkit. Mungkin sudah jadi “tradisi”, karena tahun-tehun sebelumnya pun aku mengalami kejadian serupa ini. Dan, biasanya “tradisi” tahunan ini berlangsung sampai dua minggu setelah lebaran.

Sebenarnya, aktivitas berinternetku selama bulan Ramadhan tidak jauh bergeser. Seperti hari-hari yang lainnya, aku masih tetap mengobok-obok situs-situs berita dan tentu saja melongok rumah sehat Kompasiana. Hanya saja, di bulan puasa ini ketertarikanku yang bergeser jauh. Aku jadi lebih sering mengobrol bersama teman-taman lewat Facebook atau WhatsApp. Kalau tidak bermedia sosial, aku main game atau nonton film lewat situs-situs penyedia film.

Sama seperti pengguna internet lainnya, yang kubutuhkan dalam berinternet adalah kualitis sinyal yang baik. Kualitas sinyal internet yang baik itu harus memenuhi tiga faktor: kecepatan, kestabilan, dan luasnya wilayah cakupan (coverage). Ketiganya harus tersedia tanpa ada yang diabaikan. Kecepatan saja tanpa kestabilan percuma, karena koneksi internet sering terputus. Begitu juga sebaliknya. Tapi, percuma juga dengan sinyal yang kuat dan stabil kalau coverage-nya terbatas. Karena soal coverage ini sangat penting bagi pengguna yang memiliki mobilitas tinggi. Dan, soal kualitas sinyal, ketepatan dalam pemilihan operator menjadi kuncinya.

Soal pemilihan operator ini, sejak September 2007 aku sudah menggunakan layanan Smartfren. Waktu itu namanya masih Smart Telecom atau yang lebh dikenal dengan Smart. Di tahun itu coverage Smartfren masih terbatas. Maklum saja, waktu itu Smartfren baru saja beroperasi. Di Kota Cirebon saja baru berdiri 5 menara BTS (Base Transceiver Station) yang melayani pelanggannya. Karena jumlah menara BTS-nya yang masih terbatas, sinyal pun susah didapat. Jadi, kalau mau telponan di rumah, aku mesti keluar rumah dulu. Perih rasanya.

Memasuki tahun 2008, kualitas sinyal Smartfren di Kota Cirebon semakin baik. Sejumlah BTS dibangun di beberapa titik, sehingga cakupan wilayah layanannya semakin luas. Telponan tidak perlu lagi harus di luar rumah. Malah sejak 2008 internetan di dalam kamar sudah lancar. Waktu itu tarif internet Smartfren masih Rp 1 per Kb-nya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline