Lihat ke Halaman Asli

Gatot Swandito

Gatot Swandito

Hati-hati Ikut Lomba yang Digelar Metro TV dan PT Newmont

Diperbarui: 5 Februari 2016   10:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalah dalam lomba itu sudah biasa. Saya sendiri lebih banyak kalahnya ketimbang menangnya. Buat saya yang penting hatinya. Buktinya, selama ikut 7 atau 8 kali lomba yang digelar di Kompasiana ini saja saya baru memenangi dua kali lomba. Selebihnya kalah semua.

Malah pernah sewaktu ikut lomba nulis tentang bahasa Indonesia, artikel yang saya lombakan dilabel Headline oleh admin. Waktu itu rasanya duit jutaan sudah di tangan. Eh, pas diumumkan, nama nama saya tidak keluar. Biar nyeseg (pakai “g”), tapi yang penting hatinya.

Kalau kalah lomba sudah biasa, tapi untuk lomba nulis yang diselenggarakan Metro TV dan PT Newmont ini kerasa mangkelnya. Ini link pengumuman lombanya.

Coba perhatikan persyaratan lomba poin 4. Di situ jelas-jelas tertulis, 4. Buat karya tulis sebanyak 1.000-1.500 karakter bertema "Tambang dan Pengelolaan Lingkungan." Tulisan harus merupakan karya tulis sendiri dan orisinal.

Karena adanya persyaratan jumlah karakter tersebut, maka pada 20 Januari 2016 pukul 16:05:10 saya pun menayangkan “Sulap Lahan Bekas Pertambangan Jadi Ladang Minyak, Dua Nilai Tambah Disabet” dengan jumlah karakter termasuk spasi 1.487. Artile itu diapresiasi “PILIHAN” oleh admin, dishare 9 kali, diklik sebanyak 634, dikomentari sebanyak 35, dan jumlah nilai: 24.

Sebenarnya menulis dengan persyaratan yang membatasi jumlah karakter bukan hal yang mudah. Buktinya, selama 2 hari saya harus memeras jumlah artikel dari yang sebelumnya berjumlah 1,800-an menjadi di bawah 1,500 karakter. Persoalan yang paling utama, bagaimana menghasilkan sebuah ide yang ditulis secara padat merayap dengan jumlah karakter maksimal 1.500, tetapi masih memegang teguh EYD.

Sebagai gambaran, awalnya event “Andai Aku Admin” itu disyaratkan 1.500 karakter. Kebetulan, saya yang mengusulkan syarat tersebut. Buktinya hampir semua teman protes. Ada yang bilang terlalu sedikit. Ada yang bertanya karena heran, “1.500 itu jumlah karakter atau kata?”. Tidak sedikit yang menolak dengan alasan bla bla bla. Pokoknya, bla.

Saya mensyaratkan jumlah 1.500 karakter bukan apa-apa. Lihat saja komentar Mike Reyssent di artikel “Sulap Lahan Bekas Pertambangan Jadi Ladang Minyak, Dua Nilai Tambah Disabet”. Begini katanya, “Jiahhhhh.. Baru mau baca udah langsung abis? hahahaa....” Belum lagi komentar dari Jati Kumoro, “Tiwas moco serius banget, eh tulisannya seuprit .... hahahaha. Ngaktual Dab, ide yang cemerlang seperti sinar pagi hari yang cerah .... komen gaya Pasingsingan Anggara ... hehehe.”

Sore 4 Februari 2016 (diundur dari tanggal 1 Februari menjad 3 Februari 16) saya membaca nama-nama pemenang lomba. Ternyata nama saya tidak ada di situ. Sontak rasa kecewa merambati urat nadi. Mata berkunang-kunang. Kepala nyut-nyutan. Jantung berdebar. Sulit makan. Sulit tidiur. Untungnya, tidak mengalami tanda-tanda keracunan sianida. Padahal waktu saya harus menjaga kewaspadaan karena ada niat jahat dari sebagian teman yang mau bikin event “Gasa Mau Nikah”.

Seperti biasanya, saya mengklik tulisan-tulisan yang diumumkan sebagai pemenang. Begitu laman yang saya klik terbuka, waduh ... ternyata jumlah karakter tulisan pemenang sederet rumbet sepanjang jalan kenangan. Jauuuuuuhhhh melebihi 1.500 karakter seperti yang disyaratkan.

Nafas saya mulai memburu. Satu persatu saya klik artikel pemenang secara acak, Ternyata, nafas saya tambah memburu, deru nafas memacu, semuanya melebihi 1.500 karakter.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline