Lihat ke Halaman Asli

Gatot Swandito

Gatot Swandito

Intel Polisi kok Culun Begini?

Diperbarui: 22 Agustus 2015   10:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semalam seorang teman men-share tautan https://www.facebook.com/pages/Front-Pembela-Islam-FPI/1547884878761095?fref=photo. Awalnya, saya cuma mesem baca “Memprivokasi”. Pas baca isinya, langsung deh ngakak.

Saya copaskan saja isinya di sini.

Pada even besar yang dihadiri ratusan ribu umat Islam, Parade Tauhid Indonesia, Jakarta, Ahad (16/8/2015) lalu, tertangkap oknum aparat yang menyamar sebagai provokator untuk mengganggu jalannya acara besar umat Islam itu. Hal tersebut diungkapkan oleh anggota tim khusus pengamanan Parade Tauhid, Aziz Yanuar, SH, Kamis (20/8/2015).

“Saat iring-iringan menuju arah bundaran HI, ada seseorang pakai atribut FPI sedang memaki-maki polisi dengan bahasa kasar bahkan mengancam dan berbuat kekerasan, orang tersebut menyekek leher aparat, tapi anehnya ketika dilerai oleh pasukan pengamanan parade, malah polisi itu mengatakan; “biar aja mas biar, gak apa-apa”, cerita Aziz.

Setelah itu, lanjut Aziz, tim pengamanan Parade Tauhid berinisiatif menangkap oknum tersebut. “Orang itu mengaku dari FPI Makasar Jakarta Timur, tapi ketika ditanya Kartu Tanda Anggota (KTA) FPI, dia tidak punya, ditanya siapa ketua FPI di daerahnya dia juga tidak tahu. Tapi kemudian tim menemukan KTA kepolisian di kaos kaki di bawah kakinya,” ungkapnya.

Menurut Aziz, dari tanda pengenalnya provokator tersebut bernama Paruliant. “Agamanya Protestan, pangkatnya Brigadir dari Polres Jakarta Pusat,” katanya.

Saat provokator tersebut ditahan tim keamanan, lanjut Aziz, kemudian datanglah komandan oknum tersebut berpakaian preman dari kepolisian, singkat cerita akhirnya orang tersebut dilepas oleh tim pengamanan.

Aziz yang juga anggota Pusat HAM Islam (PUSHAMI) ini mengatakan, tertangkapnya provokator ini menjadi pelajaran bahwa aparat tidak hanya bertugas mengamankan acara, mereka juga punya tujuan menggagalkan kegiatan khususnya acara umat Islam.

“Cara-cara licik tetap digunakan oleh aparat untuk memancing kekerasan dan kerusuhan, dan info semacam ini mesti disebarkan biar masyarakat terutama mereka yang anti kelompok yang selalu diidentikan dengan kekerasan itu tahu ada upaya seperti ini,” ujar Aziz.

“Dan tidak menutup kemungkinan juga kan, yang kemarin kerusuhan DPRD DKI waktu kasus demo Ahok itu ada orang-orang macam aktor polisi seperti ini,” tambahnya.

Dia juga berpesan, kedepannya setiap acara umat Islam harus lebih baik tim pengamanannya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline