Lihat ke Halaman Asli

Gatot Swandito

Gatot Swandito

"Bang Yos kok Lebay"

Diperbarui: 23 Juli 2015   10:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kemarin baca berita di Kompas.com. Isinya tentang Bang Yos yang merasa disudutkan gegara kejadian di Tolikara. Bang Yos mengaku sudah menjalankan tugasnya dengan benar, tapi tetap saja disalah-salahkan. Menariknya, Bang Yos yang mengepalai Badan Intelijen Negara ini terkesan lebay dengan mengatakan kalau peristiwa di Tolikara itu dimanfaatkan untuk menyerang Jokowi, pemerintah, dan juga dirinya.

"Jangan salah ya, orang itu memanfaatkan peristiwa ini untuk menyerang Pak Jokowi, menyerang pemerintahan, menyerang saya sebagai Kepala BIN, menyerang Kapolri itu sudah biasa," tukas Sutiyoso di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/7/2015).

Kemudian Bang Yos pun menampik kalau BIN kecolongan atas insiden di Tolikara.  Katanya, BIN sudah menyampaikan informasi pada 11 Juli kepada aparat keamanan soal munculnya surat larangan shalat Id yang mengatasnamakan Gereja Injili di Indonesia (GIDI).

Persoalan BIN kecolongan atau tidak kan tidak banyak yang tahu. Yang tahu paling cuma orang-orang tertentu saja. Karena kalau suatu peristiwa dihubungkan dengan intelijen pastinya akan memunculkan banyak kemungkinan terkait keterlibatan intelijen.

Intel bisa tidak tahu sama sekali. Intel tahu, tapi terlambat beraksi. Intel tahu, tapi membiarkan, bahkan “memfasilitasi”. Misalnya, intel tahu ada teroris yang akan lewat perbatasan Jabar-Jateng dengan membawa bom dengan mobilnya. Di saat bersamaan intel tahu kalau diperbatasan itu akan ada razia kendaraan. Nah, intel bisa kontek-kontek polisi untuk membatalkan razia atau menggeser lokasi razia. Kemungkinan lain, Intel tahu lalu menungganginya. Misalnya, intel tahu ada teroris yang akan ngebom dengan berat bom 1 Kg. Supaya efeknya lebih “bersuara”, intel bisa ikutan ngebom dengan menaruh bom yang lebih besar lagi. Atau bisa jadi intel sendiri sebagai pelakunya. Dan masih ada kemungkinan-kemungkinan lainnya.

Bisa juga pekerjaan intel disabotase. Misalnya, intel sudah melaporkan informasi kepada institusi terkait. Tapi, oleh institusi terkait tersebut laporan intel malah dicueki, atau bahkan ditutup-tutupi. Atau bisa juga semua intitusi sudah bekerja dengan baik, tapi pihak “lawan” lebih cerdas lagi dan mampu menerobos celah-celah yang melompong.    

Nah yang terjadi di Tolikara juga demikian. Kita tidak tahu yang dilakukan intel di sana. Segala kemungkinan masih terbuka.

Pernyataan Bang Yos yang mengatakan “orang itu memanfaatkan peristiwa ini untuk menyerang Pak Jokowi, menyerang pemerintahan, menyerang saya sebagai Kepala BIN, menyerang Kapolri itu sudah biasa” juga tidak jelas. Seberapa jauh peran “orang itu” dalam peristiwa Tolikara  Apakah “orang itu” sebagai dalang atau sekedar menjadikan rusuh Tolikara sebagai amunisi untuk menyerang lawan politiknya. Demikian juga dengan “itu sudah biasa”

Kalau yang dimaksud bang Yos itu sekedar amunisi kan sudah biasa..Sekarang ini ada masakan gosong saja pemerintah yang disalah-salahkan. Karena sudah biasa adan orang yang berbuat seperti itu Bang Yos tidak perlu lebay menyampaikannya ke publik. Apalagi sewaktu baru dilantik Bang Yos bilang kalau nanti mau bicara seperti intel yang pelit bicara.

Tapi, kalau yang dimaksud “orang itu” oleh Bang Yos sebagai dalang suatu peristiwa lalu memanfaatkannya untuk menyerang lawan. Artinya, bisa jadi BIN sudah mengantongi nama si dalang. Dan lewat pernyataannya itu Bang Yos memberi sinyal kepada “orang itu” kalau BIN sudah mengetahui peran “orang itu” dalam kejadian di Tolikara.

Kalau BIN sudah tahu, kok tidak dilaporkan ke polisi. Lha, BIN kan bukan institusi penegak hukum. Kalau pun punya bukti belum tentu BIN menyampaikan bukti itu kepada aparat yang berwenang. BIN bisa saja menyimpan bukti yang dimilikinya untuk kepentingan-kepentingan lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline