Pak SBY baru saja meluncurkan “Selalu Ada Pilihan”, buku yang ditulisnya sendiri. Saya belum membeli buku tersebut, apalagi membacanya. Tapi, dari judulnya saja sudah bisa diketahui bila buku tersebut menggambarkan pilihan-pilihan yang harus diambil Pak SBY. Berikut adalah sebagian dari pilihan-pilihan yang diambil Pak Presiden yang dicatat oleh penulis.
Pada 19 Juli 2012 Pak SBY menyodorkan pilihan kepada menteri-menterinya: jabatan di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II atau partai politik. Dan bagi menterinya yang memilih menyibukkan diri di parpol, Pak Presiden memintanya untuk mengundurkan diri.
"Bagi Saudara yang memang tidak bisa membagi waktu dan harus menyukseskan tugas politik, partai politik mana pun, saya persilakan baik-baik untuk mengundurkan diri," kata Presiden ketika membuka Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta. Seperti yang diberitakan Kompas.com
Tapi, setelah terjadi kisruh di internal partai yang dibinanya, Pak SBY melupakan pilihan yang pernah diajukannya kepada para menterinya. Pak SBY pun memilihmenggantikan Anas Urbaningrum (Senior Pak SBY dalam kepengurusan DPP Partai Demokrat) sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dalam Konggres Luar Biasa Demokrat pada 30 Maret 2013.
Sebelum memutuskan pilihannya tersebut, Pak SBY memiliki dua pilihan yang harus segera diputuskannya. Pilihan pertama, tidak bersedia menjadi ketua umum dengan risiko Demokrat akan menghadapi masalah pada proses pemilihan umum 2014.Pilihan kedua adalah menerima aspirasi menjadi ketua umum. Akhirnya, setelah melakukan berbagai pertimbangan, Pak SBY memutuskan memilih pilihan keduadan menganggap pilihannya itu sebagai takdir
"Saya telah memutuskan biarlah saya dikritik dan diserang daripada Partai Demokrat bertambah susah. Barangkali ini takdir saya," kata Pak SBY seperti yang dikutip Tempo.
Menariknya, pasca konggres tersebut sepertinya Pak SBY melupakan 2 pilihan yang pernah disodorkan kepada jajaran kabinetnya setahun sebelumnya. Menteri Perhubungan. E.E Mangindaan yang tengah menjabat sebagai Menteri Perhubungandipilihnya sebagai Ketua Harian Dewan Pembina Partai Demokrat untuk membantu tugas harian Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat yang dijabat Pak SBY.
Bukan Pak SBY kalau tidak piawai berpidato. Saat berpidato dalam pembukaanIndonesian Young Leader Forum 2013 pada 18 April 2013, Pak SBY sepertinya berhasil melupakan jabatan-jabatannya daam kepartaian. Sebagaimana yang dikutip The Jakarta Globe Pak SBY pun dengan tegas berkata, “My loyalty to my party ends, where my loyalty to my country begins.”
NB:
Setelah selesai menulis saya dibingungkan oleh pilihan kanal. Apa harus diposting di kanal politik, sosok, unik, buku, humor, atau kejiwaan. Karena harus memilih saya putuskan untuk menayangkannya di kanal HUMOR.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H