Lihat ke Halaman Asli

Gatot Swandito

Gatot Swandito

Selamat kepada Semua Pendukung Jokowi

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Mas Jokowi capres,” begitu bunyi SMS yang saya terima sekitar pukul tiga sore ini. Belum lama berselang datang lagi SMS, “Tot, selamat ya Jokowi capres.” Dan SMS ucapan selamat itu bukan hanya satu dua yang saya terima. Lho, apa jangan-jangan saya yang sebenarnya nyapres?

Pulang sholat Magrib saya naik angkot. Si Supir berulang-ulang membunyikan klaksonnya. Saya perhatikan wajah supir angkot tidak marah, malah terlihat senang, karena penasaran, saya pun bertanya, “Kenapa, Pak?”

“Katanya Jokowi nyapres, Mas.”

“Bener, beritanya sudah ada di TV,” jawab saya.

Ternyata supir angkot itu meluapkan kegembiraannya setelah mendengar Jokowi dicapreskan dengan cara memencet klakson berulang-ulang, padahal ia sendiri baru mendengar selentingan dari salah satu penumpangnya.

Indikator lain dari bersuka citanya rakyat bisa terlihat dari meningkatnya nilai Rupiah dan indeks harga saham gabungan (IHSG) begitu diberitakan pencapresan Jokowi.

Karenanya tidak berlebihan bila saya pun mengucapkan selamat kepada pendukung Jokowi di Kompasiana dan di tempat lainnya atas dicapreskannya Jokowi sebagai Presiden RI. Saya mengerti bagaimana perasaan teman-teman saat ini. Sekalipun kita paham tidak ada jalan lain bagi PDIP kecuali mencapreskan Jokowi. Namun, dalam dunia politik Indonesia semua logika berpikir bisa terbolak-balik sesuai situasi kondisi dan tawar menawar elit. Selama beberapa bulan kita seperti berada di atas roller coaster.

Terima kasih juga pada PDIP yang telah memutuskan Jokowi sebagai capres. Dengan memberikan mandat kepada Jokowi untuk nyapres sama saja dengan memposisikan PDIP sebagai “kacung” bagi rakyat yang meneriakkan perubahan.

Ya, PDIP sudah menjadi “kacung” bagi rakyat sebab partai banteng moncong putih ini telah mengikuti kemauan atau aspirasi rakyat. PDIP tidak bersikap sebagaimana parpol lainnya yang top down dalam soal capres, tapi bottom up. Aspirasi tersebut bukan saja disuarakan oleh elit atau kader PDIP, tapi juga kelompok-kelompok lain di luar PDIP.

Inilah yang membedakan PDIP dengan parpol lainnya pada pemilu 2014 ini. Hal ini juga yang membedakan pemilu 2014 pun menjadi berbeda dari pemilu-pemilu sebelumnya. Sebelumnya hanya elit parpol atau kader parpol yang bisa menyodorkan jagoan-jagoannya kepada rakyat. Dan, rakyat hanya menjadi obyek penderita yang hanya dipunguti suaranya saja. Apa ada rakyat di luar Golkar yang mencalonkan ARB? Sedang, Jokowi tidak hanya didukung oleh elit dan kader PDIP.

Sekali lagi, selamat kepada semuanya.

Salam Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline