Lihat ke Halaman Asli

Gatot Swandito

Gatot Swandito

Pak Ical, #AkuRaNgono

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Pak Aburizal Bakrie alias Ical alias ARB, izan aku mengungkapkan kekagumanku.

Sebelumnya sayasangat anti kepada Pak Ical. Mencomohi setiap kali Bapak muncul dalam iklan-iklan kampanye pencapresan Bapak. Perut saya mual melihat Bapak berpidato layaknya tokoh yang diidamkann rakyat. Tapi, setelah menyaksikan video yang beredar di Youtube dan sejumlah foto, saya berubah pikiram. Saya menjadi pendukung terdepan Pak Ical. Terima kasih Youtube.

Pak Ical yang saya kagumi. Sebelumnya MK memutuskan pemilu mulai dilakukan serentak mulai 2009 nanti. Salah satu dampak positif yang akan didapat adalah semakin banyaknya pilihan calon pemimpin yang ditawarkan kepada rakyat.

Selama ini rakyat hanya mendapati model pemimpin yang itu-itu melulu. Ada calon pemimpin yang belaga tegas tapi galak yang kalau kampanye bisanya cuma marah-marah. Ada calon pemimpin yang mendadak jadi tukang cat tembok. Ada calon pemimpin ngurus izin nikah dengan istri mudanya saja ogah.

Tapi, Pak Ical beda, berbeda sama sekali. Pak Ical bukanlah pemimpin yang membungkis diridalam kepura-puraan. Bapak tampil apa adanya. Pak Ical terlihat tertawa lepas dan tersenyum lebar saat bersama dua rakyat Indonesia yang Bapak ajak ke Pulau Bulan Madu, Maladewa. Bapak mau merangkul rakyat Indonesia. Memelukkan boneka beruang untuk dua rakyat. Saya sangat terharu melihat foto-foto itu. Betul, saya tidak melihat sedikit pun kepura-puraan dari video dan foto-foto yang beredar. Karenanya sangat pantas bila Bapak dinobatkan sebagai simbol kejujuran.

Setelah melihat video itu saya menjadi sadar kalau perhatian Bapak kepada nasib guru lewat ribuan surat yang dikirim ke sejumlah guru di Bantul bukanlah basa-basi politik. Dan, setelah melihat video itu saya sangat yakin akan lebih banyak guru yang akan mendukung pencapresan Bapak. Karenanya saya sarankan kepada tim sukses Bapak untuk juga mengirim surat kepada guru-guru di sekolah modeling.

Memang banyak yang berpikir macam-macam tentang Bapak sejak beredarnya video itu. Ada yang berpikir konspirasi untuk menggagalkan pencapresan Bapak. Ada yang berpikiran liar kalau di Pulau Bulan Madu itu Bapak berbuat mesum. Ada yang inilah-itulah. Semua serba negatif.

Saya sendiri sangat yakin Bapak bukanlah Yahya Zaini yang merekam adegan mesumnya. Saya juga yakin kalau Bapak sangat menyayangi anak, istri, juga anak-anak angkat Bapak. Bagi saya, Bapak sosok pemimpin bersih yang diidam-idamkan rakyat. Mungkin dengan keberhasilan Bapak dalam pilpres nanti warga Porong akan berbahagia melihat sosok yang sangat dikenalnya kini menjadi Presiden RI.

Di akhir tulisan ini izinkan saya menyumbangkan buah pikiran saya demi kelancaran jalan Bapak menuju Istana. #AkuRaNgono inilah tagar yang cocok untuk Bapak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline