Lihat ke Halaman Asli

Revolusi Guru?

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1396106858577689068

[caption id="attachment_329169" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana sekolah di pagi hari, guru guru sedang menyambut peserta didiknya."][/caption]

Mengukir kata seindah mutiara, namun menelan ludah getir dari apa yang dihadapi, itulah sekilas gambaran tentang seorang guru. Apa fungsi guru ketika wali murid lebih cerdas dibanding guru itu sendiri? Untuk apa sekolah dibangun jika masyarakat merasa mampu mencerdaskan anak mereka tanpa bantuan seorang guru?

Guru bukan sosok robot yang hanya memberikan kecerdasan bagi siswanya, lebih dari itu, dalam satu waktu yang sama seorang guru harus bisa menjadi sahabat, orang tua bahkan pembantu demi menyelami criteria seorang anak didik, namun ketika seorang guru memegang siswa nya, banyak asumsi beranggapan bahwa guru tersebut cabul, mesum bahkan melakukan tindakan kekerasan pada siswa, dan langkah selanjutnya orang tua akan mulai mengadu kepada hukum dan menjebloskan guru ke dalam penjara.

Apakah itu adil? Tidak mungkin seorang guru mampu memaksimalkan kemampuan anak didik hanya dengan berceramah tanpa melakukan interaksi apapun, jika ada yang menjawab bisa, itu hanya mereka yang berusaha mengkambing hitam kan kebenaran.

Jika dikaji ulang, apa nikmat menjadi seorang guru? Upah yang sangat minim? Pengorbanan tanpa imbalan? Atau alasan klise seperti PNS bisa mencukupi hidup sehari hari, faktanya untuk menjadi sorang guru dibutuhkan minimal ijasah S1, perlu proses dan pengorbanan, namun setelah seseorang mampu menjadi guru, apa yang ia dapat kan? Untuk mnjadi PNS dan mengabdi pun mereka harus mati matian, bahkan mereka yang mempunyai masa kerja sampai 18 tahun masih tetap sama menjadi PTT.

Selanjutnya, apa fungsi lembaga yang menaungi guru? kemana lembaga tersebut ketika banyak guru harus mendekam dipenjara karena sedikit kesalahan? Apa yang lembaga tersebut lakukan ketika Guru mendapat perlakuan tidak adil dari beberapa oknum? Kenapa para guru tidak berhenti saja mengajar dan mulai menjadi pembisnis, kenapa guru hanya pasrah terhadap apapun yang menimpa mereka? Guru adalah orang orang terpendidik, orang orang yang cerdas, ketika badan Negara sudah tak mampu lagi menangani nasib seorang guru, kenapa guru tidak bertindak dan berhenti berharap?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline