Tiga hari belakangan saya mengalami sakit radang tenggorokan. Rasanya nyeri, menelan makanan juga susah. Sebelum radang tenggorokan menyerang, saya ingat malam itu kawan dari kampung main ke kos-kosan. Kita bercerita satu sama lain tentang banyak hal. Jadilah malam itu saya begadang.
Semula badan terasa berat, antara panas dan tidak karuan. Saya atasi dengan minuman herbal, seperti kunyit, jahe, dan sereh. Ketiga rempah-rempah ini saya rebus dan minum airnya. Esok harinya, semakin menjadi radang yang saya rasakan. Badan nyeri, kepala pusing dan lain sebagainya. Apalagi air luda keluar terus-terusan.
Alamiah saja, saya mencari resep dan obat untuk menyembuhkan radang tenggorokan ini. Setelah beberapa waktu selancar di Tik-Tok dan lainya akhirnya saya memilih air hangat dan garam. Simpel dan mudah cara membuatnya. Malam ini, radang tenggorokan sudah berangsur membaik, tapi badan masih demam. Saat menulis ini, hidung masih mampet.
Jujur saja, saat-saat kemarin radang tenggorokan saya tidak sabaran. Malah terkesan emosi, marah-marah sendiri sambil mengeluh. Saya merefleksikan, ternyata baru diberi sakit sedikit saja sudah tidak sabaran. Bagaimana mereka, orang lain yang diberi sakit bertahun-tahun.
Tiga hari kemarin, memang benar-benar menjadi jalan untuk mengenal lebih jauh kepada diri saya sendiri. bahwa memang begitu faktanya, tidak sabaran dan suka mengeluh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H