Lihat ke Halaman Asli

Gatot Tri

TERVERIFIKASI

Swasta

Kalau Beneran Terjadi Resesi, Kita Harus Bagaimana?

Diperbarui: 14 Juli 2022   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi resesi ekonomi. (ilustrasi oleh: D koi / Unsplash)

Resesi ekonomi global sudah di ambang pintu. Sejak pandemi COVID-19 terjadi, perekenomian global sudah terasa lesu. Ketika perekonomian hendak bangkit, konflik Rusia-Ukraina memperparah situasi, mendorong negara-negara di dunia mengatur strategi.

Awal Mei 2022 lalu, Presiden Joko Widodo sudah mengutarakan kekhawatirannya mengenai resesi ekonomi global yang mengancam perekonomian sekira 60 negara di dunia. Presiden mengingatkan agar kebijakan strategi ekonomi makro dan mikro nasional dirumuskan secara lebih serius. (sumber CNBC Indonesia)

Situasi di Indonesia saat ini masih adem ayem. Angka pertumbuhan ekonomi di RI di kuartal pertama 2022 sebesar 5,01 persen YOY (sumber: Kompas.com), sedangkan kuartal kedua diperkirakan di atas 5 persen (sumber: Kompas.id).

Angka tersebut nampaknya positif dibandingkan sejumlah negara lainnya. Sementara itu, survei yang dilakukan Bloomberg menempatkan Indonesia di posisi ke-14 dalam daftar 15 negara yang berpotensi mengalami resesi. Artinya, Indonesia memiliki kemungkinan kecil terjadi resesi. (sumber: Kompas.com)

Dilansir dari sumber yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan agar kita tetap harus waspada tentang kemungkinan terjadinya resesi di negara kita. Menteri juga mengatakan bahwa situasi global saat ini bisa terjadi hingga tahun depan.

Tentang angka pertumbuhan ekonomi nasional yang nampaknya baik-baik saja, nampaknya itu selaras dengan situasi di sekitar kita. 

Kita melihat orang-orang masih belanja ke pasar setiap hari, begitu pula mal dan ritel moderen masih ramai didatangi.

Di akhir pekan, mal-mal masih ramai pengunjung. Resto-resto premium di dalamnya misalnya, penuh dengan orang-orang yang ingin makan enak. Kafe-kafe juga masih menjadi destinasi pecinta kopi yang datang sendiri atau pun rame-rame.

Remaja "SCBD" juga nampak hepi JJJ (jalan-jalan jauh) ke wilayah SCBD. Jangan tertipu dengan penampilan street style mereka yang rada nyentrik. 

Outfit beberapa dari mereka terbilang tidak murah. Bekal uang mereka juga cukup lumayan untuk menggerakkan perekonomian di area situ, setidaknya di area sekitar stasiun MRT Dukuh Atas.

Di sisi lain, kehidupan masyarakat yang nampak tenang sebenarnya juga dibayang-bayangi kekhawatiran. Saat ini harga kebutuhan sehari-hari mulai merangkak naik. Kenaikannya bervariasi, bisa kita pantau di laman Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional atau PIHPS Nasional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline