Lihat ke Halaman Asli

Gatot Tri

TERVERIFIKASI

Swasta

Mudahnya Menjadi Musisi di Era Disrupsi

Diperbarui: 8 November 2019   17:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi (sumber: MarquetteWire.org)

Saat ini zaman sudah berubah begitu cepatnya. Kondisi sepuluh tahun yang lalu sangat berbeda dengan masa kini, bahkan lima tahun lalu bisa berbeda dengan situasi yang terjadi saat ini. Gaya hidup digital kini semakin menjadi bagian dari kehidupan normal manusia pada umumnya, bukan sekadar gaya hidup lagi. Disrupsi terjadi di banyak aspek kehidupan. Termasuk dalam hal berkreasi musik.

Ya, kini setiap orang bebas membuat musik. Seperti halnya membuat cerita dan mengunggahnya ke platform Wattpad, penulis lagu dan penyanyi bisa melakukan hal yang sama. Mereka bisa mengunggahnya ke SoundCloud, Spotify, Pandora, dan lain-lain.

Bahkan ketika mereka serius mengerjakannya secara komersil, kemudahan-kemudahan lain juga menyertai. Membuat video musik misalnya, bisa dilakukan secara mandiri pula. Video musik sudah jamak dibuat sebagai bagian dari promosi sebuah karya musik.

Sejak MTV hadir di tahun 1981, video musik adalah wajib bagi artis atau musisi yang meluncurkan lagu-lagunya, yang sekaligus juga mempromosikan album terbarunya. Kini sebuah video musik bahkan bisa dibuat sendiri dan diunggah ke platform video YouTube atau Vimeo. Banyak aplikasi video gratisan yang bisa dipakai untuk membuat video musik.

Damon Albarn misalnya. Pentolan band Inggris Blur dan Gorillaz ini pernah mengerjakan proyek solonya, sebuah album berjudul "Everyday Robots" (2014). Meski bernaung di bawah label mayor, hampir semua elemen ia kerjakan sendiri.

Ia membuat lirik lagu semua track album, memproduserinya (bersama Richard Russell), membuat komposisi musiknya dan memainkan beragam instrumen, menyanyikannya baik solo maupun duet dengan artis lain, hingga mixing dan engineering.

Hasilnya, sebuah album yang sukses secara komersial di seluruh dunia. Di Inggris, album itu debut sebagai nomor dua di UK Albums Chart. Album tersebut juga menuai kritik positif. Albumnya memang menarik.

Video musik untuk promosi tunggalan dan album ini juga menarik. Video musik untuk tunggalan kedua "Lonely Press Play" misalnya, adalah kumpulan footage sejumlah lokasi yang ia kunjungi misalnya Tokyo, London, Islandia dan Korea Utara. Ia merekamnya lewat iPad pribadinya. Begitu pula video musik tunggalan kelima "Heavy Seas of Love" juga mengandung footage dari gawai milik Albarn.

Kalau di Indonesia, penyanyi Tulus mungkin bisa menjadi contoh. Ia memproduksi album musiknya di bawah Tulus Record, perusahaan rekaman yang ia bentuk sendiri.

Dulu ia kerap ditolak produser musik hingga akhirnya ia memutuskan memproduksi musiknya sendiri. Ia menciptakan lagu sendiri, mengkomposisi musiknya hingga akhirnya membuat perusahaan rekaman sendiri. Kini Tulus adalah salah satu solois pria sukses bin terkenal dan karya musiknya selalu ditunggu-tunggu oleh penikmat musik tanah air.

Bagaimana menjadi kreatif di era disrupsi?
Membuat musik kini bisa dilakukan semua orang, yang penting suka dan cinta musik. Tetapi membuat musik bagus itu berbeda cerita. Melly Goeslaw misalnya, salah satu pencipta lagu/penyanyi senior tanah air, pada awalnya ia tidak mahir memainkan instrumen. Beruntung Melly punya suami keren Anto Hoed yang jago bermain instrumen. Modal Melly adalah membuat lirik lagu yang menarik dan peka dengan melodi apik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline