Sepanjang Rabu kemarin (24/10/19), warga Inggris dikejutkan dengan berita ditemukannya sebuah truk trailer dengan kontainer (sepertinya berukuran 40 feet) yang berisi 39 jenazah di dalamnya. Para korban terdiri dari 38 orang dewasa dan satu remaja. Lokasi penemuan kontainer maut tersebut di kawasan industri Waterglade di kota Grays, Essex, Inggris.
Awalnya kepolisian setempat menduga truk Scania merah tua beserta muatannya tersebut datang dari Bulgaria, yang masuk ke negara Inggris dengan menumpang sebuah kapal ferry menuju pelabuhan Holyhead. Rute tersebut dinilai tidak wajar karena bila kota Gray menjadi tujuannya, seharusnya truk tersebut berlabuh di Dover karena Gray lebih dekat dengan Dover.
Polisi menduga, truk tidak memilih pelabuhan Dover di Kent, yang merupakan pelabuhan utama Inggris, karena semakin ketatnya pengecekan keamanan di pelabuhan tersebut. Channel Tunnel, terowongan bawah laut yang menghubungkan Perancis dan Inggris, juga tidak menjadi opsi karena terdapat pengecekan yang juga sama ketatnya.
Namun setelah polisi berhasil menahan pengemudinya, seorang pria 25 tahun asal Irlandia, ada sejumlah titik terang walaupun belum terang benderang. Kontainer yang memuat 39 orang itu berangkat dari Zeebrugge, Belgia dengan menumpang kapal ferry menuju terminal Purfleet di wilayah Thurrock, Essex, dekat dengan Tilbury Docks di tepian sungai Thames. Kontainer tiba di Purfleet sekira jam 00.30 waktu setempat.
Lalu kontainer tersebut diangkut oleh truk trailer kosong yang datang dari Dublin, Irlandia. Truk tersebut ternyata telah memasuki Inggris sejak empat hari sebelumnya dengan menumpang sebuah kapal ferry yang merapat di pelabuhan Holyhead di Wales, sisi timur Inggris.
Pada akhirnya, truk tersebut mengangkut kontainer maut tersebut dan pergi meninggalkan Purfleet kira-kira jam 01.05 dini hari hingga kemudian ditemukan di kawasan industri di kota Grays.
Sejauh ini, kronologi penemuan truk kontainer masih mengandung kabut. Awalnya tim paramedis sebuah rumah sakit dihubungi oleh seseorang yang tidak diketahui identitasnya untuk datang ke lokasi truk. Waktu itu jam 01.15 dini hari waktu setempat.
Tim paramedis menghubungi telepon 101 pada jam 01.40. Beberapa waktu kemudian tim polisi datang ke lokasi. Tidak lama polisi segera memasang garis polisi untuk melakukan investigasi. Polisi juga mendirikan tenda di sekitar badan truk untuk keperluan pemindahan semua jenazah dari kontainer.
Polisi setempat menduga kontainer tersebut datang dari Bulgaria, dilihat dari pakaian yang dikenakan oleh para korban. Tetapi Kementrian Luar Negeri Bulgaria dikabarkan hanya mengkonfirmasi tentang truk yang memang terdaftar di negeri tersebut, tepatnya di kota Varna, dengan status kepemilikan oleh warga Irlandia.
Tidak terdapat konfirmasi lainnya apakah kontainer itu berangkat dari Bulgaria, juga tentang korban yang tewas di dalamnya. Tidak ditemukan kartu identitas di badan jenazah. Hal ini membuat kepolisian Inggris merasa tidak yakin bahwa para korban berasal dari Bulgaria. Investigasi lebih lanjut masih dilakukan untuk mengungkap wilayah asal para korban.
Sementara itu kesaksian dari pekerja di kawasan industri tersebut cukup menarik karena kontradiktif dengan kronologi yang diinformasikan oleh sejumlah media seperti BBC dan The Telegraph.