Lihat ke Halaman Asli

Gatot Tri

TERVERIFIKASI

Swasta

Data Biometrik dalam Proses Rekrutmen, Sejauh Mana Batasannya?

Diperbarui: 13 Agustus 2019   18:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi | Sumber: The Economist

Baru-baru ini saya membaca artikel menarik dari Zaria Gorvett di situs Worklife 101 dari BBC.com yang berjudul "Will we all soon be using 'biometric CVs'?" Artikel tersebut mengupas tentang data biometrik yang diprediksi bakal menggantikan Curriculum Vitae di masa depan. 

Pengaplikasian data biometrik ini dapat membantu perusahaan menemukan orang yang tepat untuk posisi yang tepat.

Selain itu, data biometrik juga membantu perusahaan mengetahui kondisi para staf perusahaan, misalnya memantau kesehatan para staf, mengetahui kecepatan mengetik di komputer, hingga mengetahui kebiasaan sosial staf guna menganalisis kepribadian staf tersebut apakah ia banyak bicara sedikit kerja atau sebaliknya.

Data biometrik adalah data unik yang menjadi identitas penting individu. Data biometrik terdiri dari dua jenis data yaitu data fisiologis dan data perilaku. Data fisiologis terbagi menjadi data morfologis dan biologis. 

Data morfologis misalnya sidik jari, bentuk tangan, ukuran dan posisi jari, pola vena, mata (hasil pemindaian iris dan retina), dan bentuk wajah. Sedangkan data biologis terdiri dari DNA, darah, air liur atau urine.

Sedangkan data biometrik perilaku, kadang disebut dengan behaviometric, mengandung data seseorang yang paling umum seperti suara, dinamika tanda tangan (kecepatan gerakan pena, akselerasi, tekanan yang diberikan, kemiringan), dinamika keystroke, cara penggunaan benda, gaya berjalan, suara langkah, gerakan dan lain-lain. (sumber)

Setiap perusahaan pasti ingin merekrut seseorang yang tepat untuk suatu posisi di perusahaan tersebut. Serangkaian tahapan seleksi umumnya dilakukan oleh tim HRD suatu perusahaan untuk memilih seseorang paling layak mengisi jabatan atau posisi tersebut. Tidak hanya layak, tetapi juga sehat jasmani dan rohani.

Rangkaian tahapan seleksi itu antara lain, sejumlah wawancara dengan pelamar kerja, tes psikologi, tes tertulis, tes praktek, tes kesehatan, tes bahasa Inggris dan lain-lain. Masing-masing tes tersebut dapat dijabarkan lagi lebih detail lagi. Misalnya dalam tes kesehatan, ada serangkaian tes yang harus dijalani calon staf antara lain tes tekanan darah, tes darah lengkap, tes jantung dan sebagainya.

Pengalaman saya yang lumayan kerap berpindah tempat kerja, hampir setiap perusahaan yang saya lamar punya serangkaian seleksi yang harus saya tempuh. Biasanya jeda antara tes satu dengan tes berikutnya adalah satu minggu. 

Salah satu perusahaan bahkan cukup lama proses seleksinya, kira-kira dua setengah bulan. Mulai dari batas waktu pengiriman surat lamaran hingga hari pertama saya masuk kerja.

Nah, aplikasi data biometrik ini dapat mempersingkat proses seleksi seorang staf, apalagi bila e-KTP dapat difungsikan secara maksimal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline