Lihat ke Halaman Asli

Gatot Tri

TERVERIFIKASI

Swasta

Riuhnya Makan-makan Foodstagrammer Tanah Air

Diperbarui: 9 Mei 2019   15:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi (sumber: SEA.Mashable.com)

Siapa yang tidak suka makan? Semua orang pasti suka makan. Apalagi bila makanan yang ia santap rasanya enak, lezat, yummy... Makanan yang enak menimbulkan kesan di hati, bahkan membangkitkan kerinduan bila lama tidak menyantap makanan tersebut.

Bila Anda peggemar kuliner dan memerlukan referensi kuliner enak dan lezat, atau sekadar ingin memuaskan hasrat makan lewat mata karena sedang diet, cobalah membuka Instagram (IG). Ada surga lain selain foto-foto keren dan narsis di sana, yaitu video mukbang atau siaran makanan.

Mukbang (muk-bang atau meokbang) berasal dari bahasa Korea dimana seseorang memakan sejumlah porsi besar makanan ketika sedang berinteraksi dengan audiensnya secara langsung melalui media online. Mengapa menggunakan kata mukbang? Karena tren ini berasal dari negeri Korea. 

Para figur mukbang biasanya memakan makanan dengan menikmatinya saja. Mereka kerap menonjolkan suara-suara ketika memakan makanan, misalnya suara gemeretak gula-gula yang digigit, suara daging ayam yang tercabik oleh gigi, atau suara krenyes-krenyes sayuran yang sedang dikunyah geraham. Kadang terdapat kata-kata atau komentar sangat singkat, kadang tanpa perlu berkata-kata.

Tujuan mereka adalah memamerkan sensasi memakan makanan itu. Oleh karena itu, video mukbang sering disebut dengan video ASMR (autonomous sensory meridian response) dimana dalam video tersebut mengandung rangsangan suara dari makanan yang mereka makan, yang menimbulkan sensasi pada indera audiens.

Nah, saya lebih suka dengan mukbang yang dilakukan oleh orang-orang Indonesia karena pertama, menu kulinernya lebih familiar. Kedua, mereka lebih ekspresif menggambarkan rasa nikmat makanan atau minuman. Kalau rasanya lezat ya ekspresinya menggambarkan kelezatan. Kalau rasanya pedas ya ekspresinya kepedasan.

Ketiga, mereka juga menilai penyajiannya bila mukbang dilakukan di sebuah kafe atau restoran. Keempat, mereka menginformasikan kecenderungan rasa yang paling nendang dari suatu makanan, dan terakhir ada kesimpulan terhadap makanan tersebut. Semuanya dipresentasikan dalam waktu sangat singkat, maksimal 60 detik saja.

Figur yang kerap mengunggah konten kuliner ini sering disebut dengan foodstagrammer atau food blogger. Kini mereka bertumbuhan bak musim penghujan. Selalu saja ada foodstagrammer baru yang mengulas makanan mulai makanan sederhana kelas kaki lima hingga restoran bintang lima. Mulai makanan era klasik hingga makanan kekinian yang asik-asik.

Beberapa dari mereka menjadi endorse produk makanan tertentu. Jadi tugas mereka selain makan adalah mempromosikannya. Ketika menyantap produk makanan tertentu, mereka memamerkan ekspresi mereka. Di akhir presentasi, kadang mereka mengeluarkan kata-kata berbau promosi seraya menyebutkan akun IG produsen makanan tersebut .

Ketika menonton video-video mereka, saya melihat mereka ini pada dasarnya mereka hobi makan. Ketika mereka mengulas makanan, porsinya luar biasa banyak. Ketika mengulas makanan berat misalnya, nasinya menghampar di atas piring atau daun pisang. Lalu lauk yang mereka ulas dituang begitu saja dari wadah sebagian besar atau bahkan seluruhnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline