Konon, pada suatu pondok tua
Guru adalah api
Ia menyepi pada tungku
Lalu matanya berbinar
Membawa masuk siapa saja yang memandangnya
Menghangatkan sebagian tubuh yang sedang membeku
Melaut di antara gelorah nyala api
Memikul mayat di atas pundaknya sendiri
Sungguh malang
Ia semacam sufi