Lihat ke Halaman Asli

Senjakala Sang Bhumi

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tak terbersit sebelumnya, tak dinyanya. Dunia heboh dengan puncak perabannya. Gilang-gemilang suara kemenangan. Hambar seketika. Matahari mulai condong ke ufuk barat. Ada awal dan ada akhir. Kesempurnaan di satu sisi dan kehancuran disisi yang lain. Hebohnya dunia bersatu dengan mirisnya dunia. Sang Bhumi telah berada di ujung senja. Miliaran tahun telah dilalui, tugas Sang Bhumi hampir paripurna. Ribuan tahun manusia diturunkan telah mengubah Sang Bhumi, semakin indah tapi juga semakin lelah. Paru-paru digerogoti, asap racun terpaksa dihirup. Bhumi kini kesulitan bernapas. Sejarah bagaikan roda, percaya tak percaya itulah adanya. Yunani & Romawi siapa yang tak kenal? Nenek moyang peradaban kini hampir bangkrut. Siapa menyangka grup raksasa Eropa yang dipuja-puja bak teladan kesuksesan di seluruh penjuru bumi kini harus gelisah menanti kehancuran mereka. Yunani & Romawi di ambang usia, kehebatan mereka ribuan tahun lalu akan tetap dikenang. Itulah tanda semakin lelahnya Sang Bhumi. Lelah dengan kreasi ide & peradaban makhluk bernama manusia. Mkhluk yang kini jumlahnya menyentuh angka sakral, 7 miliar manusia! New 7 Wonders terasa keil jika dibanding hasil perkaliannya dengan 1 miliar. Suku Maya menyebut akhir 2012 adalah akhir dari dunia. Tak perlu berdebat mengenai angka, yang jelas sekarang Sang Bhumi sudah ada di ujung senja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline