Krisis energi listrik masih saja terjadi di daerah yang sulit dijangkau dari segi geografis maupun regulasi yang ada. Contoh yang masih terlihat jelas adalah beberapa daerah pesisir sorong selatan. Dikutip dari KOMPAS.com "Sebanyak 37 kampung di pesisir Distrik Konda, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat Daya, belum teraliri listrik." Hal ini berarti masih banyak kampung dearah pesisir pantai Sorong selatan yang belum menerima pasokan listrik. Ini hanya satu daerah pesisir saja, bagaimana dengan daerah lain? Namun di sisi yang lain daerah pesisir sebenarnya memiliki potensi yang cukup besar dalam menghasilkan energi mikrohidro. Salah satu contoh nya merupakan energi kinetik yang dihasilkan oleh gelombang laut.
Gelombang air laut merupakan gerakan naik turun dengan bentuk gelombang berupa sinusoidal (Aminuddin., 2018). Gerakan ini mampu menghasilkan energi kinetik yang dapat dikonversi menjadi energi listrik. Proses konversi ini dapat beragam dengan menggunakan konsep ponton yang mengapung diatas permukaan laut. Pergerakan ponton disebabkan oleh model gerakan translasi berupa surgey, sway dan heave dimana garis gelombang mengacu pada sumu x, y, dan z (Nagifea., 2022). Gerakan ini lah yang menjadi kunci dari konsep penerapan sumber energi alternatif ini. Menurut (Nagifea 2022) Beberapa konsep yang dapat di teriakan diantaranya: OWC (Oscillating water collumn), AWS (Archimedes wave swing), Pelamis dan Duck. OWC menggunakan konsep dorongan gelombang yang diisolasi dalam suatu ruangan sehingga menghasilkan angin yang mampu memutar turbin, AWS dan Pelamis seperti namanya menggunakan konsep Archimedes atau tekanan gelombang yang dipadukan dengan piston hidrolik dan generator, duck menggunakan konsep gerak naik turun gelombang dan mengubah gerakan tersebut menjadi energi listrik.
Potensi energi yang dapat dihasilkan menurut (setiawan.,et al,2013), penelitian yang telah dilakukan di laut selandia, gelombang dengan amplitudo setinggi 1m dan periode 9s dihasilkan energi sebesar 4.3 kW dan gelombang setingg 2-3 m mampu menghasilkan 39 kW/m panjang gelombang. Dalam 1 jam gelombang tersebut mampu menghasilkan 1.720 kWh. Dengan perolehan energy yang potensial dari gelombang ini sangat cocok untuk diterapkan di bagian samudra hindia hingga jawa tengah, dan laut Natuna Utara, serta samudera pasifik Utara ingga samudra Pasifik Utara Jayapura dengan ketinggian gelombang 1 sampai 2 meter.
Gelombang laut dapat menjadi salah satu alternatif sumber energy bersih dan terbaharukan yang konsepnya dapat diterapakan dan dikembangkan. Penggunaan gelombang laut sebagai sumber energy listrik ini tentu dapat membantu Indonesia menjadi negara dengan perolehan daya listrik terbesar jika potensi maritimnya dimanfaatkan dengan maksimal. oleh sebab itu beberapa penelitian dapat dilaksanakan lebih lanjut untuk memanfaatkan gelombang laut sebagai sumbr energy terbarukan untuk menunjang kebutuhan energy Indonesia.