Lihat ke Halaman Asli

Garvin Goei

Psikolog, Akademisi, Penyuka Budaya

Menusuri Curug Nangka di Kabupaten Bogor

Diperbarui: 27 Juni 2019   09:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

17 Desember kemarin, saya bersama beberapa teman-teman bermaksud untuk melakukan refreshing ke luar Jakarta tanpa menginap. Kami sama-sama memutuskan Bogor sebagai tempat tujuan, namun destinasi spesifiknya belum ditentukan. Gunung Pancar, Curug Cilember, Telaga Warna Puncak, sampai Curug Nangka masuk ke dalam nominasi. Awalnya kami bermaksud pergi ke Gunung Pancar, tapi setelah menimbang-nimbang beberapa hal akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Curug Nangka.

Curug Nangka dipilih karena dua hal:

  1. lokasinya mudah dijangkau dengan kendaraan umum. Hanya bermodal tiket kereta api dan angkot, kami sudah bisa menjangkau Curug Nangka;
  2. jalur di Curug Nangka mudah untuk dijalani, karena sudah menjadi tempat wisata yang umum sehingga jalur trekking sudah dibuat semudah mungkin; dan
  3. bisa dikunjungi hanya dalam waktu sehari. 

Selain itu, meski namanya Curug Nangka, tapi di dalam area tersebut masih ada dua curug lainnya sehingga total ada 3 curug yang bisa kita temui dalam area tersebut.

Kami pun berkumpul di Stasiun Jakartakota pada pukul 7 pagi. Dengan KRL (Kereta Rel Listrik), kami berangkat dengan tujuan Stasiun Bogor. Setelah sampai di Bogor, banyak sekali penyewaan mobil menawarkan kami untuk menggunakan jasa mereka, tapi kami tetap memutuskan untuk menaiki angkot agar suasana petualangan lebih terasa. Mencapai Curug Nangka cukup mudah:

  1. Naik KRL dan turun di Stasiun Bogor.
  2. Dari stasiun Bogor, lanjutkan dengan angkot 02. Turun di Mall BTM.
  3. Lanjutkan lagi dengan angkot 03. Beritahu supir angkot bahwa anda ingin pergi ke Curug Nangka sehingga anda akan diturunkan ke lokasi terdekat.
  4. Dari tempat anda diturunkan oleh supir angkot, anda tinggal berjalan kaki sejauh 1 kilometer hingga mencapai Curug Nangka. Lanjutkan dengan berjalan kaki sebentar. Akan banyak ojek yang menawarkan jasa, anda boleh memutuskan untuk menaiki ojek bila ingin menghemat energi

Kami turun dari angkot terakhir kami pada pukul 11 siang. Masih ada perjalanan sejauh 1 hingga 2 kilometer menuju pintu gerbang Curug Nangka. Kami pun memutuskan untuk makan siang sebelum melanjutkan perjalanan. Ada sebuah warung nasi yang terlihat enak dan bersih, kami pun mampir. Hidangan yang disajikan adalah khas sunda.

dokpri

dokpri

Usai mengisi perut, perjalanan pun kami lanjutkan menuju pintu masuk Curug Nangka. Sejumlah biaya retribusi pun kami bayar.

Suasana dataran tinggi yang sejuk nan asri mulai terasa. Setelah melewati pintu masuk, kami langsung disambut oleh hutan pinus yang instagramable, sehingga kami menyempatkan diri untuk berfoto-foto terlebih dahulu.

Usai berfoto, kami melanjutkan perjalanan. Di sebelah kiri kanan ternyata bisa ditemukan warung-warung untuk beristirahat atau mencari makan. Karena perut sudah kenyang, kami tetap melanjutkan perjalanan. Kami kemudian mulai masuk ke dalam daerah yang mulai dikelilingi pepohonan. Di sini kami beberapa kali melihat kera yang berlari kesana kemari tanpa mengganggu pengunjung.

dokpri

Dengan perjalanan yang cenderung mudah dan sedikit tanjakan, kami pun sampai di curug pertama, yaitu Curug Daun. Tidak ada yang terlalu spesial di Curug Daun, namun kami menyempatkan diri untuk membasuh tangan dan kaki dengan air segar pegunungan terlebih dahulu.

dokpri

Perjalanan berlanjut. Jalanan mulai berbatu (dan terkadang kita perlu sedikit memanjat untuk melewatinya) meski tetap mudah untuk dilewati. Kurang dari 1 jam, kami sudah tiba di Curug Kawung yang merupakan curug atau air terjun kedua di area ini. Curug Kawung lebih tinggi daripada Curug Daun. Di sini kami duduk-duduk sebentar sambil berfoto-foto.

dokpri

Selesai di Curug Kawung, kami turun kembali. Curug Nangka - yang merupakan curug terbagus di area ini - justru berada di bawah. Kami turun kembali melewati Curug Daun, hingga kami menemukan pertigaan dengan plang yang menunjukkan arah menuju Curug Nangka.

Jalan menuju  Curug Nangka lebih menarik karena pepohonan tinggi yang menghalangi cahaya matahari memberikan atmosfer unik tersendiri. Sesekali sinar matahari mengintip, sesekali tertutup oleh dahan pohon seolah malu menampakkan diri. Jalanannya juga sangat datar sehingga sangat nyaman untuk dilewati. Tak jauh, kami menemukan Curug Nangka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline