Lihat ke Halaman Asli

Tips Memasuki Tahun Monyet Api, Takdir Memang Tidak Dapat Dirubah, tapi Nasib Dapat Disiasati

Diperbarui: 5 Februari 2016   17:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul tulisan ini merupakan kesimpulan atas diskusi antara saya dengan Master J.W. Lee, seorang Ahli Geomancy. Kami bertukar pikiran bagaimana menghadapi situasi geopolitik dan ekonomi di Indonesia ditinjau dari sisi logika Ilmu Geomancy. Dari penjelasan logis beliau yang berdasarkan analisa dan hubungan data, saya mencoba membuat ringkasan dari diskusi kami ini.

Berdasarkan sistem perhitungan Kalender Lunar akan terjadi pergantian dari Tahun Kambing Kayu ke Tahun Monyet Api. Tepatnya pada pukul 00:00 tanggal 08 Februari 2016.

Sistem penanggalan ini merupakan sebuah proses dari hasil pengamatan selama ribuan tahun oleh bangsa Cina. Sesungguhnya sistem ini merupakan sebuah perhitungan baku tentang bagaimana memahami pertukaran energi di alam semesta. Bila kita memahami hal ini, maka kita tidak akan melawan alam. Melainkan kita akan hidup selaras dan harmoni bersama alam semesta ini.

Untuk menyederhanakan hal-hal yang sifatnya abstrak ini, para ahli perbintangan sejak dahulu menggunakan berbagai simbol untuk menjelaskan hal yang rumit dan kompleks. Di antaranya adalah penggunaan simbol-simbol. Misalnya, penggunaan hewan sebagai perwakilan dari perpaduan unsur dan lima elemen sebagai unsur utama (Kayu, Api, Tanah, Logam dan Air).

Kilas balik tahun 2015

Tahun 2015 adalah tahun Kambing Kayu (Yin Wood) sehingga dua elemen (Tanah dan Kayu) ini sangat dominan. Simbol kambing memiliki unsur utama adalah Tanah. Tapi Simbol ini juga merepresentasikan musim panas yang berarti adalah Api; serta Kayu sebagai elemen tambahan. Perpaduan elemen ini (Tanah, Api dan Kayu) dapat diibaratkan sebagai api yang membara. Maka tidaklah mengherankan bila sepanjang tahun 2015 bencana kekeringan di mana-mana. Suhu udara yang meningkat. Akibatnya terjadilah peristiwa-peristiwa dominan selama tahun 2015 seperti semburan lahar dari banyak gunung dan juga kebakaran hutan yang menimbulkan bencana asap hingga berbulan-bulan.

Sedangkan dalam diri manusia, unsur panas cenderung menaikkan emosi di dalam dirinya. Perhatikan kembali tingkat kecelakaan yang terjadi di bidang transportasi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini bukan semata karena bertambahnya volume kendaraan tapi lebih kepada kesulitan dan ketidakmampuan manusia dalam mengendalikan diri dan perasaannya. Ini adalah penyebab utamanya.

Api yang terkubur dalam tanah didukung oleh kayu dapat menimbulkan panas dalam jangka panjang. Tetapi api tidaklah sejahat seperti yang dibayangkan juga, manusia membutuhkan api untuk keselarasan proses kehidupannya. Api juga dapat menjadi simbol semangat, artinya unsur ini juga berguna untuk mencapai keselarasan hidup. Bila unsur api ini berlebihan maka perilaku manusia dapat menjadi tidak sabaran, tergesa-gesa dalam bertindak, mengharapkan hasil yang cepat sehingga menjadi kurang waspada.

Kita juga dapat menyaksikan bagaimana hawa panas peristiwa-peristiwa politik sepanjang tahun 2015. Perpecahan di beberapa partai politik, terungkapnya kasus-kasus korupsi yang heboh luar biasa hingga para pendukung yang terbelah menjadi lover dan hater. Hal ini masih akan berlanjut di tahun 2016.

Sektor properti dan jasa keuangan yang merupakan primadona di era sebelumnya (yang puncaknya di tahun 2014), kini mulai perlahan surut dan akan digantikan oleh bisnis yang berbasiskan pada pelayanan dan informasi.

Kenali Tahun Monyet Api

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline