Lihat ke Halaman Asli

Makan di Warteg "Ruarr Byazaa!"

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Soto Ayam itu biasanya memang menjadi makanan yang cukup digemari di Indonesia, tak jarang juga di warteg-warteg menu ini tersedia. Biasanya di sebuah warteg, daging Soto Ayam berasal dari daging Ayam Goreng yang biasa terpampang pada etalase warteg.

Suatu hari aku pergi ke daerah Kebon Jeruk untuk bertemu seorang teman lama, waktu sudah cukup jauh melewati jam makan siang. Dengan spontan aku berhenti di sebuah warteg. Seperti biasanya jika ke warteg, maka menu yang akan aku pilih adalah Soto, entah itu Soto Daging, Babat, maupun Ayam. Alasan aku memilih Soto, karena Soto diproses secara lebih panas dibanding makanan lainnya. Memang menu Soto biasa aku pesan pada warteg-warteg asing, yang kurang meyakinkan suasananya.

Di warteg itu, penjualnya terlihat seperti seorang Ibu muda, belum lebih dari 25 tahun [Feelingku], namun tubuhnya langsingnya terlihat seperti sudah "terpakai"[Feelingku], parasnya lumayan cantik khas Wong Sunda, ia juga dibalut kulit yang putih, rambutnya juga hitam panjang dan cukup berkilau *wah...wah, gue kesemsem sama mba-mba warteg kali ye!?*

Oke, kemudian aku bertanya.

"Ada Soto?"

"Ada", jawabnya, tenang.

"Soto apa saja?"

"Soto Ayam."

"Boleh dech", jawabku mantap.

Seingatku, selain aku ada 1 orang lagi yang makan di warteg tersebut, seorang Bapak-bapak berusia paruh baya.  Si Teteh warteg menyiapkan Soto buatku yang cukup lama prosesnya, dimulai dari masuk ke dapur yang, lalu mondar-mondir ke ruang etalase dengan ekspresi yang dingin, setelah cukup lama berada di dapur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline