Lihat ke Halaman Asli

Garnish G

Mahasiswa

Mahasiswa PGSD Peduli terhadap Ibu Martina

Diperbarui: 18 Januari 2024   11:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bantuan pemberdayaan tersebut pun diberikan langsung kepada Ibu Martina pada tanggal 24 Desember 2023 (dok. pribadi)

Mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) fakultas keguruan dan ilmu pengetahuan (FKIP) mengimplementasikan kegiatan pemberdayaan keluarga duafa. Kegiatan pemberdayaan ini adalah kegiatan yang dilaksanakan secara berkelompok dengan bimbingan dan pemantauan dosen pada mata kuliah Kemuhammadiyahan di UHAMKA.

Maksud dan tujuan diadakannya kegiatan ini adalah sebagai bentuk pengamalan dari apa yang sudah dipelajari mahasiswa, yakni pengamalan Teologi Al-Maun yang menyerukan untuk dapat membantu serta memupuk sikap peduli sesama manusia. Teologi Al-Maun ini juga dilaksanakan tidak semata-mata hanya memberikan bantuan saja, akan tetapi lebih merujuk kepada pemberdayaan agar tercipta manusia yang hendak berkembang dan berusaha sendiri. Dalam artian agar yang menerima tidak memiliki pola pikir yang bergantungan, akan tetapi diberdayakan agar tidak memiliki jiwa miskin dan semangat hidup.

Adapun salah satu kelompok yang melakukan pemberdayaan ini yaitu kelompok 2 yang melakukan pemberdayaan terhadap Ibu Martina. Kelompok tersebut terdiri dari empat mahasiswa yaitu Aliyah Hasna Zahirah, Chevinda Julvianti, Garnish Gemintang Gmaries, dan Karin Detasari. Pemberdayaan tersebut dilaksanakan di wilayah Jakarta Barat, Kelurahan Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng.

Ibu Martina merupakan seorang janda yang berusia 50 tahun yang hidup sendirian di sebuah kontrakan kecil yang hanya terdiri dari satu ruangan (sudah termasuk wc) di daerah Jakarta Barat. Dalam kesehariannya, Ibu Martina bertahan hidup dengan cara berjualan peyek dengan berkeliling di sekitar wilayah kontrakannya. Namun, kondisi kaki Ibu Martina yang memiliki tumor (walaupun sudah operasi lima kali) yang kerap kali terasa sakit menjadi salah satu kesulitan bagi Ibu Martina untuk berjualan peyek. Dengan kondisi kaki yang demikian, tekadang membuat Ibu Martina tidak bisa berjualan dan otomatis tidak mendapatkan penghasilan untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari.

Data tersebut diperoleh berdasarkan kegiatan survey langsung dengan mewawancarai Ibu Martina pada tanggal 05 Oktober 2023 lalu. Setelah memperoleh data, anggota kelompok langsung menyiapkan proposal untuk kegiatan fundraising atau penggalangan dana. Penggalangan dana tersebut dilakukan melalui media sosial maupun secara offline sehingga terkumpul dana sebesar Rp. 1.091.000. 

Dana yang telah terkumpul tersebut disalurkan langsung untuk pembelian bantuan modal usaha bahan-bahan untuk membuat peyek, alat seperti tabung gas dan wajan 

Adapun kegiatan pemberdayaan ini membuat Ibu Martina merasa teharu sekaligus senang dalam waktu bersamaan. Terlihat dari penuturan Ibu Martina pada hari itu.

"Terimakasih nak, terimakasih atas bantuannya, Ibu kaget dan tidak menyangka menerima banyak barang ini. Dengan adanya bantuan ini sangat meringankan beban modal peyek Ibu untuk beberapa bulan ke depan. Ibu doakan semoga berkah untuk kalian dan semoga kalian sukses semua" ucap Ibu Martina yang merasa terharu.

Kelompok pemberdayaan ini pun ikut terharu dan merasa senang karena telah bisa membantu Ibu Martina lewat kegiatan pemberdayaan ini.

"Kami sangat senang sudah bisa membantu Ibu Martina, apalagi melihat Ibu Martina yang menangis merasa haru menimbulkan efek lega tersendiri di hati dan juga memupuk rasa peduli terhadap yang lebih membutuhkan. Tidak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada seluruh donator dan rekan-rekan yang telah bekerja sama" ucap mereka semua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline