Sepakbola Prancis mencapai puncaknya pada saat mereka berhasil menjadi jawara Piala Dunia 1998. Dua tahun berselang, giliran Piala Eropa yang mampir ke negara yang beribukota di Paris.
Ada banyak nama luar biasa di dalam skuad Ayam Jantan, diantaranya Zinedine Zidane, Thierry Henry, Robert Pires, Fabien Barthez, hingga pemain berbakat yang berposisi di sebelah kiri, Bixente Lizarazu.
Bixente Lizarazu boleh disebut sebagai bek kiri terbaik pada masanya. Namanya bahkan boleh diadu dengan peluru Brasil, Roberto Carlos. Lizarazu memiliki kemampuan lengkap sebagai bek sayap. Dia cepat, memiliki umpan ajaib, dan kekuatan kaki yang luar biasa ketika melakukan sepakan keras ke gawang.
Lizarazu memulai karir profesionalnya dengan Girondins de Bordeaux. Dia bergabung dengan klub tersebut pada usia 15 tahun. Namun begitu, Lizarazu sempat dianggap tidak cocok menjadi pemain sepakbola profesional karena memiliki fisik yang lemah. Mendapat pernyataan seperti itu kemudian tidak lantas membuat Lizarazu mundur. Dia malah terus berjuang keras untuk bisa membuktikan kepada pelatih.
Hasilnya, dia yang mendapat saran dari pelatih Didier Couecou untuk mengisi posisi bek kiri pun berhasil menunaikan tugasnya dengan baik. Lizarazu tampil gemilang dan mampu memesan posisi tersebut di tim utama.
Lizarazu sempat menjadi bagian tim Bordeaux yang mengalami degradasi. Namun begitu, dia bertahan dan kembali membawa klub tersebut naik ke kasta tertinggi. Bersama Zinedine Zidane ketika itu, Lizarazu berhasil membuat performa Bordeaux meningkat tajam. Dia sukses membawa klub finis di posisi keempat dan bertahan selama tiga musim berikutnya.
Selama bermain untuk Bordeaux, Lizarazu tampil dalam 101 pertandingan dan sukses menciptakan 15 gol.
Karirnya disana tergolong sangat gemilang. Oleh sebab itu, dia lalu dikontrak oleh Athletic Bilbao. Meski berkewarganegaraan Prancis, Lizarazu memiliki darah Basque sehingga bisa bermain untuk klub tersebut.
Seperti diketahui, dia berasal dari wilayah Basque Utara yang masuk ke wilayah Perancis. Basque Utara tidak memiliki kesebelasan besar seperti Bilbao atau Sociedad. Mereka justru lebih identik dengan tim rugby. Aviron Bayonnais dan Biarritz Olympique adalah dua tim yang cukup populer di kancah rugby Eropa.
Maka dari itu, sejak kecil, Lizarazu lebih identik dengan Prancis untuk kemudian bergabung dengan salah satu tim di negara tersebut.