Lihat ke Halaman Asli

Garin Nanda

@garinnanda_

Cobaan Andre Onana di Tengah Pujian Besar

Diperbarui: 11 Juni 2023   02:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru berusia 25 tahun, Andre Onana tentu ingin mendapatkan banyak sekali gelar di dunia sepakbola. Apalagi, posisinya sebagai seorang kiper mulai diperhitungkan oleh banyak kalangan.

Onana muda memulai karir di Akademi Sepakbola Samuel Eto'o, lalu ketika usianya nyaris menginjak 15 tahun, dia mendaftarkan diri ke akademi FC Barcelona, La Masia, dan berhasil diterima disana. 

Onana yang memang sudah memulai karir sebagai seorang kiper berniat untuk bisa masuk ke tim utama Barca. Sayangnya, kesempatan itu tak kunjung datang. Onana tak dibiarkan masuk ke tim utama hingga berujung pada keputusannya untuk tinggalkan klub.

Bermain di Ajax dan Jadi Andalan

Lima tahun bermain di akademi La Masia, Onana tak butuh waktu lama untuk temukan klub baru. Ajax Amsterdam yang memang dikenal sebagai tim dengan penuh talenta muda, melihat sosok Onana sebagai seorang kiper bernyali besar. 

Dia memiliki kemampuan sempurna untuk diandalkan. Apalagi usianya ketika itu masih sangat muda. Tercatat, ketika pertama kali menginjakkan kaki di Amsterdam, Onana baru masuk ke usia 19 tahun.

Hanya setahun tampil di tim muda Ajax, Onana langsung mendapat perhatian dari tim utama. Pada musim 2016/17, Onana tampil dalam 49 laga di lintas kompetisi. 

Sebuah pencapaian yang tentu sangat mengesankan dari seorang penjaga gawang muda. Terlebih, dia berhasil catatkan sebanyak 21 clean sheet dengan rata-rata kebobolan 0,5 gol per laga.

Tidak hanya itu, dia juga berhasil membawa Ajax menduduki posisi runner up kompetisi Liga Europa.

Berlanjut ke musim 2017/18, menit bermain Onana mencapai 3.587 menit. Catatan clean sheet nya masih cukup untuk mendapat pujian, yaitu menyentuh angka 12 dari total 41 pertandingan yang dilakoni. Gerak reflek serta keberaniannya dalam mengambil resiko membuat Onana jadi kiper yang sering diwaspadai lawan.

Selain itu, kehebatannya dalam melakukan duel-duel udara juga tak jarang membuat gawang Ajax aman dari kebobolan. Lebih dari itu, sering memenangkan duel satu lawan satu plus lihai dalam mengamankan tendangan terukur dari jarak jauh, membuat kiper asal Kamerun ini terus diperbincangkan ketika sepakbola memasuki bursa transfer.

Kegemilangan Onana membuat pelatih Ajax lagi-lagi tak ragu untuk terus memainkannya di bawah mistar. Tepat ketika musim memasuki 2018/19, sebuah gelar Eredivisie Belanda berhasil masuk ke dalam genggaman. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline