Jika Anda punya pertanyaan kenapa membayar pajak jadi salah satu kewajiban mutlak warga negara? Mungkin Anda bisa simak artikel berikut ini.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam seminar pajak di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak yang dilansir dari Kompas.com (6/9/18), pajak itu layaknya tulang punggung di tubuh manusia.
Tulang punggung pada dasarnya memiliki peran penting untuk menopang tubuh agar semua organ dan bagian lainnya dapat berfungsi dengan baik.
"Kalau Republik ini ingin bergerak, berdiri tegak, dihormati rakyatnya dan disegani, maka harus ditopang dengan tulang punggung yang kuat. Kalau rapuh, entah osteoporosis, salah bentuk, maka badan ikut kena dampaknya," ungkap Sri Mulyani.
Terlepas dari perumpamaan tentang tulang punggung, Sri Mulyani juga menyebut pajak itu sebagai kontrak antara negara dengan rakyatnya.
Melalui kontrak tersebut, tercermin komitmen bersama pemerintah dengan rakyat untuk sama-sama memajukan negara dengan berbagai cara, di antaranya menghadirkan keamanan, peningkatan tingkat kesejahteraan, serta peluang untuk berkembang lebih baik lagi.
"Pajak sebagai kontrak antara negara dengan rakyatnya untuk menjaga negara yang berdaulat dan bersatu. Kemudian negara hadir menyiapkan yang diharapkan masyarakat," ujar Sri Mulyani.
Bayar Pajak Berkontribusi untuk Negeri
Penerimaan pajak juga berkontribusi dalam berbagai sektor yang mampu meningkat kesejahteraan dan keadilan di masyarakat.
Misalnya penerimaan Rp1 triliun pajak, bisa membangun 3.541 meter jembatan, atau membangun 155 km jalan, 52.631 ha sawah, 11.900 rumah prajurit, bantuan 306 ribu ton pupuk kepada petani, hingga gaji 10.000 Polri dalam setahun.
Meski masih banyak orang yang kerap bertanya kenapa harus bayar pajak, tapi di Indonesia sendiri makin banyak kok orang yang sadar akan kewajibannya untuk bayar pajak.
Hal ini terlihat dari peningkatan Wajib Pajak (WP) yang melapor Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) tahunannya dari tahun ke tahun yang makin tinggi.