Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Pemberontak, Sebuah Ulasan Buku "Mitos Sisifus" Karya Albert Camus

Diperbarui: 23 Oktober 2024   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Albert Camus adalah seorang jurnalis berkebangsaan Prancis, lahir 7 November 1913. Camus adalah salah satu  filsuf di abad ke-20 yang sangat populer. Ia memiliki pandangan filsafat absurd dan yang sering disebut sebagai penulis, novelis dan pemikir eksistensialis anarko-sindikal. Namun Camus dengan tegas menolak label penulis eksistensialis atau filsuf absurd. Ia merasa bahwa label-label tersebut tidak sepenuhnya mencerminkan pandangannya. Camus lebih suka disebut sebagai "Pemberontak," mencerminkan pandangannya tentang perjuangan melawan absurditas hidup dan pencarian makna.

Pada essai Mitos sisifus karyanya yang diterbitkan pada 1942 menjelaskan tentang pandangannya terkait makna hidup dengan konsep absurditas yang dianalogikan dengan kisah Sisifus. Saya mencoba memberikan ulasan terkait buku "Mitos Sisifus" yang saya miliki terbitan Circa (2021). Buku yang memiliki tebal berkisar 160 halaman ini perlu dibaca dengan saksama, terlebih dalam memahami isinya. Pada halaman pengantar Camus berkata “... lebih dari buku-buku saya yang lain, buku ini membutuhkan kesabaran dan pemahaman para pembacanya.” (Albert Camus, 1955).

Mitos Sisifus versi bahasa Indonesia terbitan Penerbit Circa | Dokumentasi pribadi

Judul                                   : Mitos Sisifus 

Pengarang                        : Albert Camus 

Penerjemah                     : David Setiawan

Penerbit                             : Circa

Tahun Terbit                   : 2021 (Cetakan Kedua)

Jumlah Halaman            : viii + 166

Sinopsis

"Mitos Sisifus" adalah sebuah esai filosofis tentang eksistensialisme yang ditulis oleh seorang filsuf dan penulis bernama Albert Camus keturunan Aljazair-Prancis. Dalam karya ini,  Camus mengeksplorasi tema absurditas kehidupan dan pencarian makna di dalamnya dengan menggunakan kisah Sisifus, tokoh mitologis Yunani yang dihukum untuk mendorong batu besar ke puncak gunung, yang kemudian batunya kembali menggelinding kebawah setelah ia mencapai puncak dan ia harus mengulanginya seperti itu, selamanya. Camus menggunakan mitos ini sebagai metafora untuk menggambarkan perjuangan manusia dalam mencari makna di tengah absurditas hidup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline