Lihat ke Halaman Asli

Efek Trauma Tsunami

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gempa dan Tsunami telah meluluh lantakan jepang. Kedahsyatannya Tsunami di Jepang berdampak terhadap terjadinya tsunami mini di negara-negara pasifik, termasuk di Indonesia bagian timur. Memang efek tsunami mini tidak sehebat tusnami jepang. Namun, efek psikologis tsunami cukup besar bagi masyarakat pesisir, khususnya masyarakat yang tinggal didaerah rawan gempa dan tusnami. Masyarakat menjadi trauma dengan tsunami, walau belum pernah mengalami bencana tsunami.

Hal ini sangat terasa sekali ditengah masyarakat tempat saya berdomisili. Saya tinggal di kota Pariaman. Kota yang dulu diombang ambing gempa berkekuatan 7,9 SR dengan ancaman tsunami. Gempa yang cukup kuat itu bukan gempa sesunguhnya. Para ahli menyatakan bahwa daerah ini masih menyimpan energi gempa yang jauh lebih kuat dengan efek tsunami. Bahkan lebih kuat dari gempa di jepang dan gempa di Aceh.

Bayangkan saja gempa di jepang dan Aceh saja sudah menimbulkan efek tsunami maha dahsyat yang menelan ribuan korban jiwa. Bagaimana pula dengan energi gempa tersimpan tersebut yang sewaktu-waktu mengancam masyarakat pesisir barat sumatra.Tsunami di mentawai menjadi bukti bahwa ancaman gempa besar dan tsunami di sumatra barat bukan omong kosong belaka.

Semenjak Tsunami Aceh, visualisasi dahsyatnya tsunami sampai di mata masyarakat. Tanpa pandang bulu, ombak tsunami menghantam apa saja yang dilewatinya. Di Aceh ratusan ribu digilas oleh ombak tsunami yang direkam oleh warga aceh yang selamat. Sementara itu, media jepang mendapatkan video eksklusif  kejadian-kejadian tsunami yang memporak prandakan pesisir pantai di jepang.

Kedua video itu cukup menggambarkan kepada kita bahwa bencana tsunami sungguh berbahaya. Bencana tsunami menjadi ancaman bagi masyarakat yang hidup di pesisir pantai. Solusinya bukan memindahkan masyarakat dari daerah bencana, tapi bagaimana cara agar bersahabat dengan bencana.

Memang orang jepang sudah terbiasa dengan bencana. Sehingga gempa dan tsunami bukan lagi menjadi hal menakutkan. Meskipun demikian, tsunami telah menebar ketakutan tersendiri, terlebih lagi dengan ancaman bocornya reaktor nuklir.  Ketakutan orang Jepang mungkin berbeda dengan orang indonesia.

Pertama, orang jepang tatap merasa tenang ditengah bencana. Sedangkan kita terkadang sering panik jika terjadi bencana. Kedua, Infrastruktur di Jepang telah didesain agar aman dari bencana gempa dan tsunami. Sedangkan infrastruktur di negara kita jauh dari kata aman dari gempa dan tsunami. Ketiga, budaya dan pendidikan di jepang sudang menerapkan sistem mitigasi bencana sebelum datangnya musibah. Sedangkan di negara kita mitigasi bencana baru gencar dilakukan setelah diterpa musibah.

Lambat laun kita akan bisa mengikuti bagaimana cara orang jepang menyikapi gempa dan tsunami. Efek trauma tsunami di masyarakat pesisir pantai barat sumatra barat harus diobati dengan pendidikan bencana secara formal maupun non formal. ((1103150742trt))

Tulisan Lainnya:




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline