Lihat ke Halaman Asli

Damailah Ambon Manise

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_135342" align="aligncenter" width="540" caption="Salah satu sisi kota Ambon dari Lapangan Merdeka, dengan latar belakang patung pahlawan Pattimura."][/caption]

Mari taru parang

Lebe bae katong pegang tangang

Mari makang sagu salempeng

Sio, barenti baku tampeleng

Angka janji pela gandong

Seng usah ragu par kasi ampong

Inga janji perdamaian di muka gong

Mari ale jua, la beta gendong

Kar'na katorang samua basudara

Satu tana tumpa dara

Barang kanapa kalo beda agama?

Keindahan itu ada di yang seng sama

Samua cuma par beta deng se

Supaya Ambon tetap manise

Mari katong manyanyi angka ton

Damai jua par Ambon

Hidop baku sayang samua suku-suku

Damai di Maluku

-----

Marilah letakkan parang

Lebih baik kita berpegangan tangan

Marilah makan sagu sepotong

Ayo, berhentilah saling menampar

Angkat janji pela gandong

Tak usah ragu berikan ampunan

Ingatlah janji perdamaian di depan gong

Marilah kamu, biar kugendong

Kar'na kita samua bersaudara

Satu tanah tumpah darah

Memangnya kenapa kalau kita berbeda agama?

Keindahan itu ada di yang tak sama

Semuanya cuma untuk aku dan kamu

Supaya Ambon tetap manise

Mari katong manyanyi angkat nada

Damailah untuk Ambon

Hidup saling sayang semua suku-suku

Damai di Maluku

Piru, 15 September 2011

▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄

  • Kota Ambon pasca konflik horizontal yang ditunggangi pihak-pihak tertentu atas nama isu perbedaan agama pada 11 September 2011 kini sudah semakin kondusif dengan dibukanya beberapa ruas jalan serta kelancaran aktivitas pendidikan, perkantoran maupun perdagangan.

  • Walaupun sempat menyebabkan korban jiwa, luka-luka, kerugian material akibat pengrusakan pembakaran rumah, gedung maupun kendaraan bermotor, namun tidak separah seperti yang terjadi pada 1999.

  • Pada 25 November 2009, Ambon ditetapkan PBB sebagai kota ke-34 di dunia yang merupakan situs perdamaian dunia dengan didirikannya Monumen Gong Perdamaian Dunia (GDP) di Taman Pelita, Ambon, Maluku.

  • Terdapat banyak suku dan ras yang mendiami kota ini, diantaranya adalah Arab, Buton (yang telah menetap hingga 5 generasi), Tionghoa yang pada mulanya datang untuk berdagang. Disamping itu terdapat pula Suku Minahasa, Jawa dan sebagian besar adalah Suku Alifuru yang merupakan penduduk asli Maluku.

  • Dahulu kala, kota Ambon termasyur hingga ke seluruh dunia dan menjadikannya tempat tujuan bagi berbagai Kerajaan Eropa yang melakukan eksplorasi. Tidak mengherankan bila banyak penduduk Ambon yang memiliki raut wajah yang mirip seperti orang Eropa dan Arab (sebagai akibat dari perkawinan campur para pendahulu mereka dimasa lalu) disamping denominasi dari ras Melanesia yang merupakan ras asli penduduk Ambon.

[caption id="attachment_135341" align="aligncenter" width="300" caption="Monumen Gong Perdamaian Dunia (GDP), salah satu lokasi wisata yang kerap kali dikunjungi. "][/caption]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline