Kakak, mandikan aku, Kak
Mama, siapkan bajuku, Ma
Papa, antarkan aku, Pa
†
Aku mau ke Sekolah Minggu
†
Biar bedak di wajahku tak rata
Tapi semangatku tak hanya kata
Walau bajuku berwarna tak senada
Namun inginku disana s’lalu ada
Meski tali sepatuku hampir putus
Tapi semangatku tak pernah pupus
†
Saat lonceng di rumah tua itu berdentang
Memanggil jiwa-jiwa mungil datang
Bersiap lantunkan puja-puji dendang
Indahnya melebihi tarian bintang
†
Si Unyil dan kawan-kawan kutinggal dulu
Butir-butir kelereng biar menggelinding sendiri sampai ke Zulu
Ditemani boneka Jepang kaku
Diantara tumpukan kartu kwartet di saku
†
Karena aku mau ke Sekolah Minggu
†
Bertemu Dia yang tapak-tapak tangan-Nya kasar,
berkawan serat kayu
Tapi hatinya lembut jauh melebihi kapas
Yang tapak-tapak tangan-Nya pernah berlubang
Tapi pelukan-Nya selalu penuh limpah puas
†
Lelaki itu yang dituturkan guruku manis
Dalam ejaan huruf-huruf Kitab Suci
Terhubung melalui benang doa di jiwa
Saatku melipat tangan
Saatku menutup mata
Dan buka mata pandang buana
Ulurkan tangan bagi sesama dan yang tak sama
▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀ ▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀
Selat Seram, 14 Agustus 2011
Selamat Hari Minggu
(mengenang kembali masa kanak-kanak sebagai murid Sekolah Minggu)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H